Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Yang Sedang Sedih -
Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Yang Sedang Sedih –

Cerita Sex Ngentot Dengan Tante Yang Sedang Sedih – Dour!! suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah ribut lagi.” Om Lukas langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobil Timornya dan pergi entah ke mana. gairahpria.com
Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Galia. Kuhampiri dia dan dengan pelan.
Tiba-tiba Tante Galia berkata, “Zal, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Stardust di Bandung, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.
”Ketika Tante Galia berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 33). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.
Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Galia menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi).
“Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!” “Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana.”
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam). “Tapi Tante denger dia punya pacar di Bandung, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Mirna.”
“Masak Om tega sih ninggalin Tante Demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”
Tanpa Tante Galia sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Galia karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa Tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.
Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Galia, dan berdiri dari duduknya, “To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Galia mengusirku.
Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Galia karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku.
Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Galia lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga.
Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Galia cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.
“Mau apa kamu Rizal ?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget.
“Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”. Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 183 cm dan beratku 76 kg, sedangkan Tante Galia memiliki tinggi tubuh sekitar 166 cm dan berat kurang lebih 49 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya.
“Lepasin Tante, Rizal!! ,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya.
Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante Galia tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku.
Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya Terutama Payudaranya, cukup harum tubuh Tanteku Galia ini Uhhh Lezat dan Nikmat !!.
Akibat Rontaannya aku mengalami Kesulitan Untuk membuka Pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Galia sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).
Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang kewanitaannya.
“Zaaal!!, jangan Zaaaal, aku Tantemu tolong lepasin Zal, ampun, Tante minta ampun”. Aku sudah tidak peduli lagi rengekannya. Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan pistolku.
“Auuhhh, sakit Nak Ahhh Sakit Ahhh, aduh.. Tante minta ampun… tolong Zall!! jangan.. lepasin Tante Zaaal Ahhhh..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah masuk ke dalam, saya akan berusaha membuat Tante menikmatinya, tolong Tante sekali ini saja, biarkan saya menyelesaikannya,” bisikku ke telinganya. Tante Galia hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.
Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, dan Tante Galia sudah tidak meronta lagi. Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar. Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Rizal aja yang menyayangi Tante.” Tante Galia hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.
Kira-kira hampir 9 menit aku merasakan Liang Kewanitaan Tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat (mungkin dia sudah orgasme), dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan Spermaku di dalam liang senggamanya. Setelah pemerkosaan itu kami hanya diam saja. Tidak berkata apa, hanya diam. Aku sendiri harus ngapain. Tanteku kembali menitikkan air matanya. Dan aku pamit Kepadanya, untuk keluar kamarnya, aku terus merenung, mengapa bisa begini.
INILAH PENGALAMAN SEKSU YANG DIMANA PIKIRANKU SUDAH GELAP DAN BENAR-BENAR SUDAH KACAU SEKALI, SAMPAI-SAMPAI TANTE GALIA YANG CANTIK PUN CICIPI !
SUNGGUH LUAR BIASA SEKALI RASANYA KETIKA KONTOLKU MENANCAP TEPAT DIDALAM MEMEKNYA TANTE GALIA INI, CAIRAN CAIRAN KEHANGATAN ITU SANGAT TERASA
AKU BENAR-BENAR MENIKMATI LUBANG MEMEK TANTE GALIA INI, KETIKA DIA SEDANG SEDIH AKU DATANG PADANYA UNTUK NGENTOT BERSAMA, AGAR DIA TIDAK SEDIH!!
TANTE JANGAN SEDIH LAGI YA, RIZAL BERJANJI AKAN MENEMANI TANTE SAMPAI PUAS SEPUASNYA- KITA AKAN SELALU NGENTOT BERSAMA TANTE GALIAKU YG CANTIK !!
(MATAUANGSOT) (GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSOT)