Cerita Sex Memperawani anak kandung sendiri -
Cerita Sex Memperawani anak kandung sendiri –

Cerita Sex Memperawani anak kandung sendiri –
Cerita Sex Memperawani anak kandung sendiri – Gairahpria.com Saya membeli sebuah sepeda gunung bekas dari tukang loak yang berkeliling di depan rumah. Murah, hanya 40 ribu rupiah saja. Rangkanya masih mulus, hanya velg-nya saja yang berkarat dan bannya yang perlu diganti dengan yang baru. Kalau sudah diperbaiki, bisa dipakai untuk berolah raga atau menjadi mainan kedua anak saya.Hari minggu,
saya libur. Pagi-pagi saya mengeluarkan sepeda bekas itu ke halaman, lalu berjongkok mengamplas velg-nya yang berkarat. Tidak lama kemudian Taniaa, anak gadis saya yang berusia 16 tahun, keluar dari rumah. gairahpria.com“Bel, tolong ambilkan amplas lagi di kotak perkakas untuk Papah,” suruh saya.Tapi Taniaa tertawa cekikikan sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan seperti ada sesuatu yang aneh pada diri saya.“Kenapa sih kamu ketawa begitu?” tanya saya heran.“Ituu… titit Papah keluar dari celana…!” tunjuknya dengan jari ke
selangkangan saya.Haahh…??!Saya benar-benar kaget dan buru-buru melihat ke bawah. Benar sekali, Batang Kontolku saya keluar dari celana. Kenapa saya tidak merasakan celana saya koyak ya, atau Kontol saya dingin kena angin? Duhhh… duhhh… panas wajah saya seperti terpanggang api yang membara rasanya.Taniaa sudah meninggalkan teras. Saya pergi membuka kran air mencuci tangan, maksud saya mau ganti celana pendek. Tapi kemudian Taniaa keluar dari rumah.“Ini Pah amplasnya? Bener nggak begini?” tanya Taniaa menyodorkan
gulungan amplas yang dipegangnya pada saya.“Iya benar, tolong pegang dulu, tangan Papah basah nak.” jawab saya memandang Taniaa yang berdiri di depan saya. “Bagaimana tadi kamu melihat titit Papah, takut nggak?” tanya saya iseng sambil mengeringkan tangan saya yang basah di celana saya.“Ngg… ngg… nggak tau, Pah!” jawab Taniaa malu malu.“Baru pertama kali melihat atau sudah pernah?” ucap saya lagi.“Hii.. hiikk…” Taniaa tertawa.“Masa hanya ketawa sih. Kamu kan sudah besar, ayo kita diskusi.” kata saya.“Baru pertama kali, Pah. Tapi Papah jangan cerita sama Mamah, ya?”“Nggak, masih mau melihat lagi? Maksud Papa, supaya kamu tau apa itu Kontol nak.”“Ini Pah,
amplasnya.” Taniaa mengalihkan pembicaraan.Saya mengambil gulungan amplas dari tangan Taniaa. “Bikinkan kopi buat Papah ya, nanti balik lagi kesini, kita ngobrol.” kata saya tidak kehilangan akal.Taniaa masuk ke rumah. Saya duduk di tepi lantai teras menunggu Taniaa dengan tak sabar. Kira-kira hampir 15 menit saya menunggu, Taniaa datang membawa kopi untuk saya. “Ini Pah, kopinya!” ia berjongkok meletakkan gelas kopi di lantai.“Siapa yang bikin, Mamah atau kamu?” tanya saya memancing supaya Taniaa tidak buru-buru pergi.“Hee..
hee.. Mamah…”“Ayo, duduk sini!” saya meraih pundak Taniaa.Taniaa duduk di samping saya. “Papah bukan mengajarkan kamu yang nggak baik.” kata saya mengambil tangan Taniaa yang halus dan mulus, lalu saya remas pelan-pelan. “Papah sayang sama kamu. Makanya karena kamu sudah terlanjur melihat Kontol Papah, Papah akan mengajari kamu Tentang Seksual yang enak nak, supaya nanti kamu pacaran, nggak dibohongi sama pacar kamu lagi.”Sambil meremas tangan Taniaa, sebelah tangan saya mengangkat gelas kopi. “Hii.. hiikk… iihh… Papah,
nggak ditutupin, nanti kelihatan dari jalan.” kata Taniaa ketika melihat Kontol saya muncul dari bagian celana saya yang sobek sobek.“Sini, tutupin dengan tanganmu!” saya menarik tangan Taniaa ke selangkangan saya.“Iihh… Papahh… Papahhh… nggak mau.. gelii…” seru Taniaa menarik tangannya.Tapi apalah artinya sebuah tangan yang kecil dengan tangan saya yang besar dan kuat? Saya berhasil menelungkupkan telapak tangan Taniaa ke Kontol saya. “Iihhh… Papah, orang gak mau dipaksa!” kata Taniaa yang sedikit cemberut.“Anggap saja kamu pegang Kontol pacarmu nak kamu gausah takut yaa?? , karena nanti kamu pacaran, pasti suatu hari pacarmu akan meminta kamu memegang Kontolnya.” jawab saya. “Apakah kamu nggak mau pegang, ayo? Kalau kamu sayang sama pacarmu, pasti kamu mau pegang penisnya ya
kan?” kata saya.“Hii… hiikk… jadi keras, Pah?”“Karna tanganmu ajaib!” seloroh saya hehe.“Iihh… Papah! Plaakk…!” Taniaa memukul paha saya dengan manja.Saya memeluk pundak Taniaa dan mencium rambutnya. “Pegang lagi!” bisik saya.Tangan Taniaa menuju ke Pistol saya yang sudah setengah tegang, lalu Kontol saya dipegangnya. “Remas Remas…” bisik saya mengajari tangannya meremas batang Kontol saya.Taniaa tidak melawan. Dengan diam dan kepalanya bersandar di pundak saya, telapak tangannya yang mulus itu meremas batang penis saya pelan-pelan. Gelora kenikmatan menjalari tubuh saya. Saya mengangkat gelas kopi, lalu meneguknya.Gelora kenikmatan semakin mengejar saya. Akhirnya saya mengejang. Saya memeluk pundak Taniaa erat-erat, kemudian saya mengajari tangan Taniaa mengocok ngocok Kontol saya ughhhh.“Ooohhh… ooowhhh… “ lenguh saya ketika air susu kental saya keluar dari Kontol saya. Crroott…
crroooottt…“Papahhh…. “ desah Taniaa.Saya mencium rambutnya berulang-ulang. “Terima kasih, sayang. Lubang memek kamu terasa apa-apa, nggak? tanya saya mencoba memegang selangkangan Taniaa yang tertutup celana pendek.Rasanya hangat dan sedikit lembab. “Papahhh…” desah Taniaa lagi, sehingga membuat saya berani mengelus selangkangannya dengan jari jemari saya. “Ooohhh… Papahhhh…” desah Taniaa menarik napas panjang. Pahanya yang kaku menjepit tangan saya.“Ayo kita ke kamar!” ajak saya menarik Taniaa bangun dari duduknya.Taniaa tidak membantah. Kopi tinggal ¼ gelas saya tinggalkan di lantai. Satria, adik Taniaa yang berumur 12 tahun sedang duduk di kursi nonton televisi dengan sebungkus potato chips. Ia tidak menghiraukan saya dan Taniaa masuk ke kamar.Istri saya sedang mencuci pakaian di kamar mandi. Saya mengunci pintu kamar Taniaa. Taniaa berbaring di tempat tidur dengan kedua kaki berjuntai ke lantai. Ia
membiarkan saya menarik lepas celana pendek dan celana dalamnya.Saya tidak mau banyak memperhatikan vagina Taniaa yang sudah telanjang itu. Saya membuka lebar paha Taniaa, lalu segera mulut saya mengulum vagina Taniaa yang rasanya asin berbau pesing dan agak amis itu. “Oooo… Papahh… Papahh…” desah Taniaa menggelinjang.Saya menjilat klitorisnya yang sudah mulai mengeras, Taniaa memegang rambut saya dengan tangannya. “Ooo… Papp… ppaahhh… Papp… paaahhh….” rintih Taniaa mulai mencengkeram rambut saya.“Paapp… paaahhh… Paapp… paahhhh….” kemudian tubuh Taniaa bergetar hebat, napasnya tersengal-sengal.Saya melepaskan vagina Taniaa dari
mulut saya. Taniaa terbaring lemas di tempat tidur. Saya berbaring di sebelahnya mengelus rambutnya. “Enak, sayang?” tanya saya.Taniaa memeluk saya. Saya mengecup bibirnya sejenak, lalu saya memakaikan kembali celananya dan membiarkan ia tidur. Siangnya istri saya mengajak saya ke salon untuk gunting rambut.Satria mau pergi ke rumah temannya mengerjakan PR, jadi ia tidak ikut. Kami berangkat bertiga. Saya ingin memanjakan Taniaa supaya suatu hari saya bisa mendapat lebih dari tubuhnya. Saat mamanya sedang potong rambut, saya mengajak Taniaa ke toko handphone.Saya membiarkan ia melihat-lihat dan ketika ia berdiri terpaku cukup lama di sebuah stand
handphone, saya mendekatinya dan bertanya, “Mau yang ini?”“Papa mau beliin buat aku? Kan baru setahun hape aku?” katanya.“Iya, tukar saya dengan yang ini hapemu!” kata saya.“Wahh… dapat hape baru nih, Mama nggak dibeliin?” mamanya ngeledek.Istri saya tidak tahu maksud saya membelikan handphone baru untuk Taniaa.Selang 3 hari, hari libur. Istri saya mengajak Andreas ke rumah kakek neneknya, karena sudah sekitar 3 bulan istri saya tidak ke rumah orang tuanya, sekalian mengantar uang bulanan. “Semalam Taniaa nggak enak badan. Tolong dilihat ya Pah, kalau masih nggak enak badan juga, suruh minum obat.” kata istri saya pada saya yang sedang duduk nonton
televisi.Istri saya menunduk mencium bibir saya. Cuupp… cupp… muaahhh…. sudah ya, Pah…”Melihat Andreas masih memesan mobil online dengan hapenya di teras belum dapat-dapat, saya merangkul leher istri saya, lalu bibirnya yang bergincu merah itu saya lumat dengan bibir saya. Teteknya yang menggelantung, saya keluarkan dari BH-nya, lalu saya remas.Istri saya meronta minta dilepaskan, malah saya menarik turun celana dalamnya dari dalam roknya, sehingga memaksa ia duduk di pangkal paha saya memasukkan penis saya yang tegang ke lubang vaginanya yang basah, lalu digoyangnya dengan cepat penis saya sembari kami melumat bibir.Sheerr… sheerrr… sheerrr…. air mani saya menembak di dalam vagina istri saya. “Mmmhhh… Papaahhhh….“ desah istri saya.“Nikmat sekali, sayang…”“Papa keterlaluan, orang sudah mau pergi masih dientot!”“Haa… haa… siapa suruh cium bibir?” jawab saya.Istri saya buru-buru pergi ke kamar mandi mencuci
vaginanya. Sebentar kemudian Satria pun… mendapat mobil online, mereka berangkat. Saya mandi.Tidak lama saya selesai mandi dan duduk kembali nonton televisi, Taniaa keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan sambil mengucek-cuek matanya. “Papah… “ panggilnya manja melemparkan pantatnya di samping saya.Saya merangkul bahunya dan mencium rambutnya. “Mau Kontol Papah lagi?” tanya saya.“Papahh…. mmmhhh…” desah Taniaa manja menyandarkan kepalanya di bahu saya.Saya mengeluarkan Batang Kontol saya dari celana dan menarik tangan Taniaa memegangnya. Taniaa menurut, ia menggenggam penis saya dan meremasnya pelan. “Papahhh…”
desahnya.Penis saya mulai tegang. “Kocok seperti kemarin ya, sayang?” kata saya membantu tangan Taniaa bergoyang.“Nggak mau, nanti keluar!” jawab Taniaa manja.“Kalau gitu, Papah jilat memek kamu ya, kayak kemarin, enak kan?” kata saya. “Ayo kita ke kamar,” ajak saya mematikan televisi dengan remote control, lalu bangun menarik Taniaa yang masih duduk.“Gendong…” pintanya manja.Kemanjaan Taniaa membuat saya semakin kehilangan akal sehat. Saya mengangkat Taniaa berdiri, lalu memeluknya, kemudian bibirnya saya cium dan saya lumat. Taniaa yang belum pandai ciuman bibir hanya mangap-mangap mulutnya, tapi saya tahu bahwa ia menikmati ciuman saya sehingga tangan saya berani masuk ke dalam baju tidurnya, lalu mengangkat BH-nya dan meremas teteknya yang bulat kecil itu.Napas Taniaa
tersengal-sengal. Saya segera menariknya masuk ke kamar. Tempat tidurnya seperti kapal pecah. Saya tidak peduli lagi. Setelah Taniaa berbaring, saya segera melepaskan celana tidur dan celana dalamnya. Pahanya yang putih saya kangkang lebar.Lalu vagina Taniaa segera saya hisap dan saya lumat dengan mulut saya. Saya sudah tidak bisa menjelaskan lagi bagaimana baunya vagina Taniaa. Pantat Taniaa naik-turun dan tangannya mencakar-cakar selimut. “Ooohhh… Papaaahhh…. Pappp…. ppaaahhh…. “ teriaknya dengan napas tersengal-
sengal.Saya melepaskan celana pendek saya. Sambil menjilat vagina Taniaa, saya mengocok penis saya yang sudah sangat tegang. Kemudian saya berhenti sebentar melepaskan kaos saya dan kaos Taniaa serta BH-nya sehingga saya dan anak gadis saya bertelanjang bulat.Saya
menjilat vagina Taniaa lagi dan mengocok penis saya sampai air mani saya sudah terasa di pangkal penis saya, lalu saya naik ke tempat tidur menyumbat lubang vagina Taniaa dengan kepala penis saya yang berwarna sangat merah itu. Saya menindih Taniaa, saya menghisap puting teteknya yang kecil sembari saya menggoyang-goyang penis saya di lubang vaginanya yang sempit dan ketat.Hanya kepala penis saya yang masuk, lalu saya menyemburkan air mani saya. Crroott…. crroott… crroottt…. Taniaa memeluk saya erat-erat. “Oohhh…. Papp…paahhhh… mau pipisss…” erangnya.Saya tidak menanggapi Taniaa. Saya mencium bibirnya sampai penis saya terkulai dan vagina Taniaa dibajiri
dengan air mani saya. Entahlah apa setetes atau dua tetes air mani saya sempat menembus ke rahimnya atau tidak.Bersambung…Setelah kejadian tersebut, bukannya saya tidak takut. Bukan takut Taniaa hamil, tapi takut ia salah ngomong dengan mamanya, bisa menjadi neraka buat saya nanti. Tapi saya tunggu-tunggu sampai lewat 2 minggu, saya pulang kerja hampir magrib, saya mendengar suara Taniaa berteriak-teriak. “Sudahh… Maa… sudahhh… sakitt… Maaa….!!”“Ngapain kakakmu?” tanya saya pada Andreas yang duduk nonton televisi.“Lagi dikerik sama Mama…” jawab Andreas.Saya cepat-cepat melepaskan sepatu dan kaos kaki saya, lalu pergi ke depan kamar Taniaa membuka pintu.
“Papahh… sakitt… Papaahhh… “ teriak Taniaa bertelanjang dada hanya memakai celana dalam saja duduk di tempat tidur dan punggungnya dikerik oleh mamanya.Saya tidak berani melawan istri saya. Saya hanya duduk di tempat tidur membiarkan Taniaa memeluk saya. Ia menjadi tenang tidak berteriak-teriak sampai mamanya selesai mengerik punggungnya.“Saya masak bubur, tolong punggungnya dikasih minyak kayu putih.” suruh istri saya membereskan alat-alat keriknya, lalu pergi dari kamar Taniaa menutup pintu meninggalkan saya dan Taniaa di dalam kamar.Saya mengusap punggung Taniaa yang sudah dikerik oleh mamanya itu dengan minyak kayu putih. Keningnya yang basah dengan keringat, saya bersihkan dengan tissu.“Papahh… “ panggil Taniaa manja memeluk saya.Saya mengecup bibirnya. Taniaa
merangkul leher saya, bibirnya melumat bibir saya. Saya kaget, tapi berusaha tenang. Teteknya saya remas. “Oohhh…. Papaahh….” tiba-tiba tangan Taniaa meremas penis saya.“Mau penis Papah?” tanya saya.Taniaa memeluk saya. “Badan Papah bau keringat. Papa mandi dulu, ya?” kata saya, lalu saya memakaikan pakaian ke tubuhnya.Setelah itu saya merebahkannya di tempat tidur, mengecup keningnya dengan hangat, lalu pergi dari kamarnya. Saya melepaskan pakaian kerja saya dan celana dalam saya di depan keranjang pakaian kotor. Kemudian saya membungkus tubuh saya yang telanjang dengan handuk, lalu pergi ke dapur.Istri saya sedang mengaduk-aduk bubur di depan kompor. Saya memeluknya dan meremas teteknya yang menggantung dari belakang. “Taniaa sakit apa sih, Ma?”“Pulang sekolah badannya lemas dan
katanya kepalanya pusing. Pah, Satria…” kata istri saya ketika jari saya mencucuk lubang vaginanya. “Memek Mamah sudah basah, main ya, Mah?”“Kayak nanti malam mau kiamat aja. Mandi dulu sana. Suapin Taniaa makan bubur, Mama mau tengok cucunya Bu Makmur yang lagi gejala demam berdarah!” kata istri saya.Saya pergi ke kamar mandi. Hanya 5 menit saya mandi. Saya hanya memakai celana boxer dan bertelanjang dada ketika istri saya memberikan saya mangkok berisi bubur panas. “Habis makan bubur, Taniaa kasih minum obat ya, Pa.” pesan istri saya.Saya membawa bubur masuk ke kamar Taniaa. “Ayo bangun sayang, makan bubur dulu!” suruh saya duduk di samping Taniaa.“Nanti aja Pa, belum lapar!”“Tapi perut kamu harus diisi, lalu minum obat.” kata saya.Taniaa menurut. Hampir semangkok bubur ia
habiskan. Saya sedikit tenang ketika memberinya minum obat penurun panas. Istri saya sudah berangkat ke rumah Bu Makmur yang jaraknya 4 rumah dari rumah saya. Saya berbaring di samping Taniaa lalu kami berciuman bibir.Kemudian saya tersenyum dalam hati sewaktu Taniaa mengeluarkan penis saya yang tegang dari celana saya, lalu diremasnya dan dikocoknya penis saya. Malahan ia melepaskan celana saya hingga saya telanjang.Sayapun tidak mau membuang-buang waktu lagi. Kulepaskan pakaian Taniaa beserta celana dalamnya. Saya menaikkan tubuh telanjang Taniaa ke tubuhku membentuk posisi 69. Saya bisa merasakan tangan Taniaa menggenggam batang penis dan lidahnya menjilat kepala penis saya.Aku menangkupkan mulut saya ke seluruh vaginanya, lalu mulai mengulum dan menghisap. “Paaa…
paahhhh…. “ erang Taniaa.Saya membalik tubuh Taniaa, lalu mengulum dan menghisap lagi vaginanya sambil saya mengocok penis saya. Ketika kenikmatan sudah memenuhi otak saya, saya menyumbatkan kepala penis saya ke lubang vagina Taniaa yang sudah mekar menganga.Saya tekan masuk kepala penis saya dulu, kemudian baru saya menindih Taniaa lalu menjilati teteknya. Kedua tangan Taniaa memeluk pinggang saya erat-erat ketika penis saya mengayun di lubang vaginanya yang sempit.“Paa…ppaahh… enakk… Paa… paaahh…” desahnya.Bagaimana saya bisa menahan diri tidak memasukkan penis saya semakin dalam ke lubang vagina Taniaa kala mendengar desahannya itu? Saya tekan terus penis saya sambil mulut saya menghisap teteknya. Ia tidak mengeluh vaginanya sakit, mungkin ia sudah sangat terangsang sehingga vaginanya jadi kebal.Saya ayunkan lagi penis saya keluar-masuk sambil saya mencium lehernya. Akhirnya ¾
penis saya masuk ke dalam vagina anak perempuan saya tersebut. Saya semakin terasang dengan vagina Taniaa yang sempit, lalu.. ahhh… Papaaahh… teriak Taniaa sejenak saat saya menghentakkan penis saya di vaginanya sehingga penis saya seperti tergenggam erat semuanya oleh dinding vaginanya.“Sakit nggak, sayang?” tanya saya.Taniaa menggeleng membuat saya mulai menggenjot pelan-pelan lubang vaginanya. “Ssstttt… oooo… Pappp… paahh… mau pipis, Papaahhh…” desah Taniaa.Saya mencium bibirnya dan terus memompakan Kontol saya di lubang memeknya yang indah. Teteknya semakin keras. Putingnya mencuat sepertinya Taniaa terangsang hebat. “Ooohhhh… Paappp… ppaaaahhhh…. enakkkk…. Paaappp.. paahhhh…” teriaknya memeluk saya erat-erat. Saat itu penis saya bisa merasakan pijitan
dinding vaginanya.Taniaa orgasme!Cuma ia tidak tahu bahwa ia orgasme, sehingga membuat saya semakin menggenjot lubang vaginanya. Lalu… aaahhhh…. saya mengejang dengan hebatnya, terus… crroott… crroott… crroottt… saya tumpahkan air mani saya di dalam vagina Taniaa.*****Malam itu, saya tidak bisa tidur berbaring di samping istri saya. Wajah Taniaa terbayang-bayang ketika melihat ia memandang penis saya yang berlumuran darah perawannya itu, namun tidak membuat saya jera.Saya menyetubuhi Taniaa seminggu sekali. Tapi Taniaa tidak menunjukkan dirinya bahwa ia sudah tidak perawan. Bahkan ia mulai pacaran dengan kakak kelasnya.Andi sangat sering ke rumah
saya. Pada suatu siang, tidak sengaja saya menemukan bersetubuh. Saya justru senang. Diam-diam saya memotret. Sewaktu Andi datang lagi ke rumah saya, saya bilang sama Andi.“Di, Oom mau ngomong dengan kamu berdua.” kata saya.Di teras, siang itu saya tunjukkan fotonya sedang ngentot dengan Taniaa. “Kamu harus bertanggung jawab,” kata saya.Andi gelagapan. Berselang seminggu kemudian, Andi menyuruh kedua orang tuanya datang ke rumah saya melamar Taniaa. Hari pernikahan ditentukan.Taniaa terpaksa tidak menyelesaikan SMA-nya. Taniaa tampak begitu cantik siang itu saat diberkati di sebuah restoran dengan Andi suaminya.Selesai resepsi, saya kecapean.Lalu akupun kembali ke hotel yang disediakan oleh keluarga Andi. Waktu sendirian, istri saya masih ngobrol di restoran. Sayapun berbaring di tempat
tidur melepaskan lelah hanya memakai celana dalam.Saya hampir mau tertidur ketika pintu kamar diketok. Aku sangka istri saya. Akupun meloncat turun dari tempat tidur membuka pintu kamar. Ternyata Andi dan Taniaa. Andi masih memakai jas lengkap dan Taniaa masih memakai pakaian pengantin.“Tunggu sebentar ya sayang,” kata Taniaa pada Andi. Saya jadi cemburu melihat kemesraan mereka. “Aku mau ngomong sebentar dengan Papah.” Cerita dewasa ini di upload oleh pembaca setia gairahpria.comTaniaa masuk ke kamar meninggalkan Andi di luar. Taniaa menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Setelah itu, ia memeluk saya. Yang terjadi kemudian adalah kami saling
berciuman. Taniaa masih menginginkan saya ternyata ketika tangannya merogoh penis saya dan meremasnya.“Papahh… puaskan aku…” desahnya terlentang di kasur menyibak pakaian pengantinnya.Melihat celana dalamnya yang membusung, saya langsung melumatnya. “Oohh… Papahh… lepaskan celana dalam aku… ” desahnya.Saya tidak ingat Andi lagi ketika melihat vagina Taniaa yang telanjang. Mulut saya langsung mengulum dan melumat sampai Taniaa berteriak orgasme.Kemudian saya menghujamkan penis saya ke lubang vagina anak
perempuan saya untuk yang kesekian kalinya. Saya genjot dengan penuh gairah dan semangat, sehingga tidak sampai 10 menit, air mani saya telah tumpah di dalam vagina Taniaa. Taniaa memeluk saya erat-erat dengan senyuman khasnya.“Terima kasih, Papah…” ucapnya.Saya membersihkan vaginanya dan memakai kembali celana dalamnya. “Tau nggak Pah, aku hamil. Anak Papah…!” katanya senang, bukan sedih. “Makanya kenapa aku mau terima pinangan Andi.”Anak saya mulai pintar rupanya!
|GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSLOT |GAIRAHPRIA.COM