
Cerita Sex Kisah ngentot dengan adik istri – Gairahpria.com Cerita kali ini berawal ketika aku dan istriku belum menikah, istriku adalah anak pertama dari 4 bersaudara yang tinggal di sebuah kota kecil di daerah medan sumatera utara. Putri Maria adalah adik kedua istriku yang telah membangkitkan birahi terlarangku, padahal dulu ketika aku sama sekali tidak tertarik melihat Putri Maria, aku hanya menganggap Putri Maria sebagai adik sendiri, hingga berkali-kali aku selalu mengusahakan kemampuanku untuk membantu kesusahannya ketika dia sedang berada di Bandung untuk bersekolah. Namun Putri Maria kini sudah berubah menjadi seorang gadis yang cukup cantik.
Untuk membeli peralatan pendukung computer untuk kantornya (kantor Pretyy mempercayakan urusan IT-nya kepadaku) karena kukira akan banyak barang bawaan yang akan aku bawa setelah belanja maka ku ajak Putri Maria untuk membantuku, dengan memberikan upah tentunya. GAIRAHPRIA.COM
Seharian aku dan Putri Maria mengelilingi salah satu komplek pertokoan computer yang ada di daerah kota medan membuat aku mulai memperhatikannya, baru kusadari Putri Maria memiliki tubuh yang cukup indah, walaupun ukuran payudaranya tidak terlalu besar namun ukuran pantatnya bisa dibilang cukup bahenol.
Sambil bawa belanjaan, aku lihat hari sudah mulai sore sekitar pukul 6 sore dan kuputuskan untuk segera jalan pulang, dengan badan letih dan capek kami berdua naik kendaraan umum menuju stasiun Senen untuk nantinya kami lanjutkan dengan naik kereta dan syukurlah kami tidak tertinggal kereta seperti yang kutakutkan sebelumnya, didalam kereta yang lumayan penuh kutemukan 1 tempat duduk yang masih kosong, ku suruh Putri Maria untuk duduk dan aku berdiri sementara barang-barang bawaan kami aku taruh diatas Ramp.
Perjalanan panjang yang kami tempuh membuat aku memikirkan sebuah ide nakal, Putri Maria yang terlihat lelah menyenderkan badannya ke senderan kursi kereta yang membuat kausnya menjadi longgar sehingga membuat ku bisa melihat sekaligus menikmati indah payudaranya dari atas, lama kunikmati keindahan payudara yang belum terjamah membuat penisku mengeras, ingin rasanya memegang dan meremas-remas payudara Putri Maria, namun aku terkaget ketika seseorang disebelah aku menawarkan kursinya dan segera berdiri. Kusuruh Putri Maria bergeser dan aku duduk disebelahnya,
“Ayu ngantuk yah?” tanyaku kepada Putri Maria, “agak sih mas, lemes banget badan Putri” lalu ku jawab “ya udah kamu senderan di bahu mas aja sini” tanpa menjawab Putri Maria langsung bersandar di bahu ku, hal tersebut justru membuat ku makin terangsang karena selain bisa melihat payudaranya aku juga bisa merasakan kenyalnya payudara Putri Maria yang menempel dilenganku yang selama hampir dua jam kunikmati.
Sesampainya di Stasiun aku langsung menelepon Pretyy memberitahukan kedatangan kami, namun karena pekerjaan Pretyy yang sangat menguras waktu, dia tidak bisa menjemput kami dan memberitahukan untuk menyimpan barang belanjaan kami dirumah saja. Melihat Putri Maria yang kelelahan aku putuskan untuk naik becak. Sesampainya dirumah aku istirahat sebentar sebari merokok tapi Putri Maria memutuskan untuk langsung mandi,
“jangan lama-lama yah” pintaku kepada Putri Maria,
“iya…” Putri Maria menjawab, sembari merokok kubayangkan bentuk tubuh Putri Maria yang kunikmati tadi sembari sedikit-sedikit mengelus-elus kontol ku, tapi sial aku dikagetkan oleh kedua adik Putri Maria, Danti dan Agus.
Mereka bermaksud ingin meminjam hape ku untuk menelpon ayahnya yang entah dimana, setelah mereka selesai meminjam telepon Danti mengatakan jika mereka harus menyusul ayah dan ibunya di rumah sakit karena ada teman ayahnya yang mengalami kecelakaan, “mas aku sama Agus mau jalan dulu yah, kalo mau makan di dapur ada makanan tuh” kata danti,
“ok deh Danti ntar aja mas makannya” kujawab, mereka segera berpamitan dan berangkat.
Sembari menghabiskan rokokku terlintas pikiran gila yang mengarahkan ku ke pintu kamar mandi, supaya aman aku agak menjauh dan dengan sedikit berteriak aku berkata,
“Ayu udah apa belom?” lalu Putri Maria menjawab
“belum mas, Putri Maria sakit perut nih”, seperti mendapat lotre pikiranku langsung kegirangan dan segera kuhampiri pintu kamar mandi.
“asik…” kataku dalam hati ketika aku menemukan celah kecil diantara gagang pintu, namun sial pemandangan yang kulihat sempat membuatku agak lemas, karena kulihat Putri Maria sedang jongkok buang air besar, namun kucoba untuk sabar dan tak lama setelah itu kudengar suara gemerecik air yang tandanya Putri Maria telah selesai buang hajat.
Secepat kilat kuhampiri pintu kamar mandi dan kuintip.
“ya tuhan” kataku dalam hati saat melihat indah tubuh Putri Maria yang tak terbalut apapun, payudaranya yang agak lancip (untuk usia dua puluh tahunan harusnya sudah tidak lancip lagi), memeknya yang ditutupi bulu-bulu halus membuat biarahi ku melonjak tinggi, kuraih kontol ku dan ku usap-usap.
Ah nikmatnya jika bisa kunikmati tubuhnya tanpa harus sembunyi-sembunyi. Kembali lagi aku mendapat kesialan, hape ku bergetar, kulihat Pretyy menelepon ku dan memintaku untuk menjemputnya, dengan agak menjauh kuangkat hape ku,
“ok aku jalan sekarang” kujawab sembari kututup telepon.
“Ayu, mas jalan dulu sebentar, mau jemput kakak kamu” dengan agak keras kuberitahu Putri Maria
“iya mas, tapi jangan lama-lama…gak ada orang soalnya nih mas, Putri Maria takut sendirian”,
“iya Cuma sebentar kok”. Sesampainya dirumah setelah menjemput Pretyy turun hujan lebat, dalam benakku berfikir hujan ini kesialan atau keberuntungan? dengan agak ragu-ragu aku bilang ke Pretyy keinginanku untuk menginap saja dan tanpa diduga Pretyy berkata
“ya udah nginep aja, lagian hujan terus besok juga bos aku minta alat-alatnya dipasang besok” dengan sedikit acting kujawab,
“lho kok besok? Bukannya harus malam ini juga pasangnya?” kembali Pretyy menjawab
“besok aja, khan hari ini malam minggu, emang kamu gak mau malam mingguan sama aku?” lalu kujawab
“iya sayang…gitu aja ngambek, emang kamu mau kemana sih? Lagian juga hujan kok”
“gak usah kemana-mana, tadi aku beli DVD temenin aku nonton aja sampe aku tidur”
“siap bos ku sayang” kujawab sembari tersenyum lebar dan membuat Pretyy tertawa.
Hape ku kembali bergetar, kulihat ayah Pretyy yang menelepon
“halo ayah…” kujawab
“Fan, kamu besok ada acara gak? Kalo enggak ada acara tolongin ayah bisa gak?”
“tolong apa nih yah?” kujawab dengan antusias
“kamu mala mini nginep aja, besok agak siangan kita jalan ambil mobil”
“ok, ya udah yah saya bisa” aku jawab
“ya udah ayah masih dirumah sakit pulangnya kayaknya pagi deh, kamu jagain rumah yah”
“ok ayah”, setelah percakapan itu Pretyy bertanya dan kujelaskan sembari berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Jam dinding menunjukan pukul tujuh malam, Pretyy menagih janji untuk menemaninya nonotn DVD, kutemani Pretyy nonton DVD dan Putri Maria pun ikut serta menonton DVD. Sembari menonton ku sempatkan melihat kemolekan tubuh Putri Maria yang hanya mengenakan daster tipis berwarna putih tanpa bra (terlihat ketika cahaya TV menembus dasternya), posisi duduk ku yang berada di belakang Pretyy dan Putri Maria menguntungkan aku.
Setelah film selesai Pretyy tanpa banyak bicara langsung nyelonong ke kamar tidur begitu juga Putri Maria, entah mengapa walaupun tubuhku terasa letih tapi aku tidak bisa tidur, kulihat jam sudah pukul dua dini hari, entah setan dari mana aku langsung berfikir untuk melihat kamar Putri Maria yang letaknya dibelakang, pelan-pelan kulangkahkan kaki keluar kamar tamu, lalu kulihat pintu kamar Putri Maria agak terbuka dan terlihat lampu yang masih menyala, kupikir Putri Maria masih terjaga tetapi setelah kulihat ternyata Putri Maria sudah terlelap. Kuberanikan diri untuk masuk kedalam kamar.
Kulihat Putri Maria tidur menyamping ke arah pintu dengan bagian bawah daster yang berwarna merah agak terangkat membuat celana dalamnya sedikit terlihat. Jantungku berdetak sangat keras ketika kucoba mendekatinya dan bertambah keras ketika Putri Maria mengubah posisinya menjadi terlentang. Kucoba untuk menenangkan diri ku dan kulanjutkan misiku.
Setelah kudekati kubuka kancing daster sempai yang terakhir (Putri Maria memakai daster yang menggunakan kacing tapi tidak sampai bawah, hanya setengah dari daster yang bisa dibuka) hingga terlihat jelas payudaranya, astaga ternyata bentuk gunung kembarnya begitu menggairahkan walaupun tidak terlalu besar,
Kumainkan putingnya pelan-pelan supaya Putri Maria tidak terbangun, sembari ku usap-usap puting Putri Maria, kumainkan juga kontol ku, awalnya hanya ku gesek-gesek dengan tangan tapi lama kelamaan ku buka retseleting ku dan ku keluarkan senjata kebanggaan ku yang ukurannya lumayan besar, sembari memaikna pentil ku kocok kontol ku.
Tidak puas hanya melihat payudara Putri Maria, ku coba untuk sedikit ngintip bagian bawahnya, dengan sedikit gugup ku angkat bagian bawah daster sehingga terungkap semua dan kulihat gundukan empuk yang tertutup celana dalam warna pink dengan model menyempit yang membuat jembut Putri Maria seperti tertarik keluar. Dengan pelan-pelan ku angkat karet pinggang celana dalam Putri Maria dan menurunkannya sedikit demi sedikit,
“astaga sungguh indah memek perawan”
“seperti mimpi akhirnya bisa kulihat secara langsung memek Ayu”, pelan tapi pasti ku turunkan celana dalam Putri Maria sembari sesekali melihat wajahnya, karena aku takut dia terbangun.
Kegigihanku membuahkan hasil, celana dalam Putri Maria telah turun sampai batas dengkul, dengan perasaan agak khawatir kudekatkan wajahku ke memeknya, kucium dan kubuka memeknya sampai itilnya pun terlihat,
“memek perawan memang wangi” kuberkata dalam hati sembari kuteruskan tingkahku, kujulurkan lidahku untuk menjilat klitorisnya,
“ough…” suara itu keluar dari mulut Putri Maria dan membuatku sangat ketakutan, tetapi setelah kulihat lagi ternyata dia hanya mengigau.
Kulanjutkan aksiku tapi dengan lebih ekstrim, ku ubah posisi ku menjadi diatas Putri Maria, dengan setengah jongkok kuarahkan kontol ku ke arah memek Putri Maria, tanpa berniat untuk menjebol ku kocok kontol ku dan dengan dua jari tangan kiri ku buka memek Putri Maria, ku kocok kontol ku sampai klimaks dan crot… crot… crot… kutumpahkan spermaku diatas memek Putri Maria, puas rasanya mala mini dan sepertinya bisa tidur nyenyak, sembari membereskan sperma diatas memek Putri Maria aku melihat jam dan ternyata sudah pukul tiga.
“Mas… Mas… bangun Mas….” Samar-samar kudengar suara perempuan membangunkan ku dan ternyata setelah kulihat ternyata Putri Maria, dengan agak panik ku bangun dan ku bertanya
“Kok Putri Maria yang banguinin, kak Pretyy mana?”
“kak Pretyy tadi pagi-pagi banget berangkat, katanya ada event di kantor pusat di Jakarta” katanya,
“terus yang lain pada kemana” kujawab berharap Putri Maria tidak menyadari perbuatanku semalam
“ayah, ibu, Danti dan Agus juga udah berangkat ke subang, soalnya temennya itu meninggal”
“ough, terus ada pesen gak? dari aya atau dari kak Pretyy?” kemudian Putri Maria menjawab sembari berjalan
menuju pintu kamar “ada, katanya mas pasang alatnya minggu depan aja, terus kata ayah mas disuruh nunggu ayah pulang” ku jawab “oh gitu yah, ok deh”.
Jujur aku agak malu ketika melihat Putri Maria, takutnya dia mengetahui apa yang aku lakukan tadi malam, hingga akhirnya hari telah sore dan ayah belum datang juga, ku telpon dan kuberitahu kalau aku harus kembali ke Jakarta, karena besok aku harus kerja. Seminggu berlalu dan bayangan tubuh Putri Maria selalu melekat di ingatanku, terkadang kugunakan imajenasiku untuk masturbasi.
Sesuai janji ku kepada Pretyy setiap hari sabtu sore aku berangkat dari Jakarta ke kotanya untuk menghabiskan waktuku dengannya, kugunakan waktu-waktu itu untuk sesekali menikmati keindahan tubuh Putri Maria yang makin lama semakin menjadi-jadi hingga akhirnya terjadilah sesuatu yang menurut aku sangat gila.
Malam itu situasi sesuai dengan keinginan ku, Pretyy lembur, ayah, ibu, Danti sedang menghadiri acara tahunan kenaikan sabuk Karate Agus. Putri Maria seperti biasa tidak menyukai jalan-jalan yang memakan waktu hingga dua hari. Kuawali aksi ku dengan membeli minuman soda (alih-alih traktiran karena aku baru saja gajian) dan martabak.
Minuman yang kubeli sebelumnya telah kucampur dengan minuman beralkohol, kucampur saat Putri Maria berada didapur. Setelah beberapa lama menikmati minuman yang kucampur tersebut Putri Maria merasa agak pusing dan mulai berbicara ngaco, kuanggap hal tersebut sebagai kesempatan, dengan kondisi Putri Maria yang mulai lemah kudekati dan kuraba-raba payudaranya (karena aku ikut minum jadi aku juga agak setengah sadar), mulai ada perlawanan dari Putri Maria, namun perlawanannya tidak sepadan dengan tenaga ku yang besar, kukulum bibirnya sembari kuremas-remas payudaranya.
“mas jangan mas, nanti ketahuan kak Dilla” katanya,
“kalo Putri Maria gk ngmong khan kak Pretyy gak tahu” kujawab sembari kulanjutkan mengulum bibirnya
“hhmphhh…maaaaassss jangaaaannnnnn….aaaaahhhhh ough” hanya itu yang terucap dari bibir Putri Maria ketika aku mulai menhisap putting payudaranya dan tanganku pun mulai menyelinap kedalam celana pendek yang digunakannya, kurasakan agak lembab dan semakin basah pada celana dalamnya.
“maaaaaasssss aaaahhhhhh….jangaaaaaannnnnn” semakin menggeliat ketika tangan ku memasuki celana dalamnya, kurasakan cairan kental memeknya mulain terasa, ku tekan-tekan klitorisnya sembari masih menghisap payudaranya.
Perlawanan Putri Maria mulai berkurang ketika jari ku mulai menggosok-gosok klitorisnya dengan cepat, pantatnya pulai bergoyang mengikuti gosokan-gosokan jariku dan kata-kata yang keluar dari mulutnya sekarang hanya
“ough ah uh ah maaaaaasssss ah oh ah”. Pelan-pelan perlawanan Putri Maria mulain menghilang dan saat itulah ku gendong Putri Maria kekamar sembari kukulum bibirnya, sesampainya dikamar kurebahkan dia di atas tempat tidur, kulepaskan semua bajunnya, dan ketika aku ingin melepaskan celana dia berkata
“mas jangan donk, aku masih perawan…aku takut” ku jawab
“gak usah takut gak sakit kok” dengan agak memaksa kujawab.
Akhirnya Putri Maria terlentang tanpa sehelai baju pun, hanya telapak tangan menutupin memeknya dan lengan kirinya menutupi payudaranya, sembari kunikmati keindahan tubuhnya kubuka semua baju ku dan kulihat wajah Putri Maria agak kemerahan ketika melihat kontol ku yang sudah tegak.
Aku langsung berbaring disampingnya, kurai tangan kirinya ku arahkan ke kontol ku, pertama Putri Maria agak takut, namun setelah kupaksa akhirnya dia mau, sembari kukulum pentil payudaranya kurasakan kontol ku ditarik kearah depan dan Putri Maria mengubah posisinya menjadi miring, dengan posisi itu Putri Maria mulai mengosok-gosok kepala kontol ku yang besar ke liang memeknya,
Pelan-pelan kurebahkan badan Putri Maria dan posisi ku sekarang ada diatas Putri Maria, kubuka kakinya dan kuliha memeknya yang mulai merekah dan basah semakin membuatku terasngsang, tanpa pemanansan dan oral kulanjutkan dengan mengarahkan kontol ku ke arah liang memeknya,
“mas jangan dimasukun, Putri Maria takut hamil mas” Putri Maria berkata
“gak apa-apa, jangan takut” kujawab dengan lembut, sebelum Putri Maria berkata-kata kepala kontol ku sudah berada didepan lubangnya,
sembari berusaha mendorong tubuhku Putri Maria berkata
“mas please jangan…aaaahhhhh” kepala kontol ku sudah masuk dan kubiarkan memeknya agar terbiasa menerima kepala kontol ku yang cukup besar di memeknya.
“mas sakit mas…aduh aaaahhh” dengan sedikit meracu Putri Maria berkata,
“gak apa-apa nanti juga enak kok” kujawab, pelan-pelan tapi pasti ku goyang agar bisa masuk semua dan ketika mulai bertambah licin langsung kutekan, akhirnya kontolku masuk semua
“maaaaaasssss sakitttttt aaaaahhhhh” kata-katanya tidak kuhiraukan, kutahan sebentar sembari menikmati sempitnya memek perawan, pelan-pelan kugoyang dan lama-kelamaan Putri Maria pun mulai mengikuti irama goyangan ku, merasa kenikmatan Putri Maria pun mulai meleguh kenikmatan,
“oh mas, ah agak kenceng sedikit mas” lalu kujawab
“iya sayang…” setelah agak lama ku genjot tubuh Putri Maria terlihat agak menegang dan dia berkata
“maaasssss aku gak tahan…aaaaaaaaahhhhhh” tandanya Putri Maria klimaks dan mulai bisa menikmati, kucabut dan kusuruh Putri Maria untuk membalik badannya dan menungging, Putri Maria pun mengikuti.
Ku sodok kontol ku dari belakang dan Putri Maria pun sudah tidak merasa kesakitan lagi, sembari kugoyang kulihat ada bercak darah di seprei dan disekita memeknya, ku goyang terus sampai akhirnya kusuruh Putri Maria untuk kembali ke posisi semula, ku kocok agak keras dan Putri Maria pun mulai meracu tak karuan, ku pompa dengan kencang dan akhirnya crot… crot… crot… kutumpahkan semua spermaku didalam memeknya, tubuhku langsung ambruk disamping Putri Maria dan kulihat Putri Maria menutup mukanya dan terdengar menangis, dengan sedikit rayuan dan pelukan kutenangkan Putri Maria, dan Putri Maria berjanji tidak akan mengatakan apapun.
Melihat jam sudah menunjukan pukul enam sore kuputuskan untuk mandi dan kuajak serta Putri Maria, namun didalam kamar mandi birahi ku menjadi naik, dibawah siraman pancuran air Putri Maria kusuruh jongkok dan ku minta dia untuk menghisap kontol ku, dengan agak kebingungan Putri Maria memasukan kontol ku kedalam mulutnya, suara erotis yang keluar dari mulutnya dan tetesan sperma yang keluar dari memeknya membuat aku semakin bernafsu, kuangkat dan ku gendong Putri Maria.
Kumasukan kontol ku kedalam memeknya dalam keadaan berdiri, ku goyang-goyang dengan keras, kuubah posisi doggy style, kurasakan himpitan dinding memek Putri Maria semakin mengeras dan tubuh Putri Maria menegang, kembali Putri Maria akhirnya orgasme, seiring orgasme yang dialami Putri Maria kontol ku pun mulai menegang dan siap menyemburkan cairan kenikmatan, kuputuskan untuk kembali mengeluarkan didalam crot… crot… crot…
“ah yes” ku berteriak, setelah puas kami selesaikan mandi dan segera berpakaian karena sebentar lagi Pretyy akan kembali. Semenjak itu aku dan Putri Maria semakin sering ngentot sampai akhirnya aku menikah dengan Pretyy dan Putri Maria mempunyai pacar kami masih sering melakukan tanpa sepengetahuan pasangan kami.
|GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSLOT) |GAIRAHPRIA.COM