Cerita Sex Kisah Janda Ditinggal mati suaminya -
Cerita Sex Kisah Janda Ditinggal mati suaminya –

Cerita Sex Kisah Janda Ditinggal mati suaminya – Gairahpria.com Mencari ketenangan di tengah keramaian. Itulah yang aku dapatkan setelah menemukan rumah kontrakan di daerah padat pecinan di sekitar kawasan Jembatan Lima, Jakarta. Meskipun kawasan ini terlihat agak kumuh, tapi setelah sebulan aku menempati rumah kecil yang kukontrak, suasananya asyik juga.
Tadinya aku indekost di tempat yang disebut kost-kostan eksekutif. Lingkungannya memang tenang, tetapi rasanya jenuh juga seperti tinggal di hotel berlama-lama. Pemandangannya monoton. Sedangkan di tempat baruku ini, pemandangan beraneka ragam, maklum daerahnya padat.
Setelah menceritakan tempat tinggalku, aku memperkenalkan diri. Namaku Aris, umur sekarang 33 tahun, belum berumah tangga. Pekerjaan menempati posisi yang lumayan sebagai manager di salah satu perusahaan multinasional.
Kalau ada pembaca yang bertanya, kenapa tidak tinggal di apartemen. Jawabannya, dua unit apartemenku aku sewakan. Maksudnya hasilnya untuk bayar cicilan. Meski punya apartemen, tapi sejatinya aku kurang suka tinggal di sana, rasanya jadi kuper, karena interaksi dengan lingkungan sangat minim.
Selain menyewakan apartemen aku memiliki beberapa sumber pendapatan yang kalau era sekarang disebut passive income. Jadi kalau soal duit, aku tidak ada masalah. Mau berumahtangga, rasanya belum mendesak.
Banyak calon, cantik-cantik, terpelajar dari kalangan keluarga kaya. Tapi rasanya untuk dijadikan istri belum pas aja. Enaknya mereka dinikmati saja. Mereka juga begitu kok, senang kalau melakukan sex just for fun aja. GAIRAHPRIA.COM
Keluargaku, maksudnya orang tuaku yang tinggal di Surabaya memang sudah berkali-kali mendesak agar aku segera membangun rumah tangga. Jawabanku hanya “belum ada yang cocok”
Kembali ke kehidupanku di kawasan padat. Aku memang sangat menikmati kehidupanku di lingkungan baru. Banyak kutemui orang-orang yang hidupnya sangat pas-pasan. Dapat duit hari ini untuk makan hari ini. Pemerintah sibuk dengan urusan politik, sehingga perhatian untuk kaum jelata ini seperti terabaikan.
Salah satu yang kuketahui adalah langgananku tempat mencuci baju. Dia kupanggil Bu Salsa. Hidup di kamar kontrakan yang sempit dengan seorang anak. Sumber mata pencahariannya hanya dari upah mencuci baju.
Konon tadinya dia dari keluarga yang lumayan, tetapi karena suaminya sakit, duit dan rumahnya habis untuk membiayai pengobatan suaminya, sampai akhirnya dia meninggal. Kini Bu Salsa terpaksa hidup miskin di kamar kontrakan dengan seorang anaknya.
Kalau rasa ibaku kumat aku sering memberi ongkos lebih. Mungkin karena aku dipandangnya sebagai orang berduit, maka dia sering pinjam uang . Sepanjang aku sedang pegang uang, permintaannya tidak pernah aku tolak. Tapi seingatku, aku selalu memenuhi permohonannya, meskipun tidak selalu 100%.
Jika ku lihat dengan lebih seksama, Bu Salsa sebenarnya tidak terlalu buruk. Umurnya baru 30an, bodynya tidak terlalu gemuk, wajahnya manis Jawa. Mungkin karena tekanan hidup sehingga dia tidak mampu merawat diri. Mungkin kalau dirawat tampilannya gak kalah dengan tante-tante yang mondar-mandir di Senayan City.
Setelah sekian kali dia memohon pinjam uang aku timbul ide. Dia selalu beralasan pinjam uang untuk bayar kontrakan. Dia kutawari menempati salah satu ruangan di rumahku yang tidak terpakai. Ruangan itu sebenarnya ruang makan, tetapi kalau di pakai sebagai ruang tidur kayaknya masih memadai dan cukup luas. Hanya ruangan itu tidak tertutup.
Mulanya Bu Salsa rikuh menerima tawaranku. Setelah aku desak bahwa aku membutuhkan tenaga untuk membersihkan rumah, sekaligus memasak, akhirnya dia mau juga.
Ruang makan segera aku sulap menjadi ruang tidur, dengan melengkapi tempat tidur spring bed ukuran 160 dan sebuah lemari pakaian.
Bu Salsa jadilah tinggal bersamaku dengan anaknya yang semata wayang. Rumahku jadi bersih terawat. Dia rupanya pintar memasak, sehingga aku melengkapi dapurku dengan peralatan masak. Dia tidak mau dibayar sebagai pembantu, karena katanya kesediaanku menampung dia dirumahku sudah lebih dari bayaran yang harus dia terima.
Aku membebaskan dia untuk tetap menerima cucian. Karena itulah sumber penghidupan dia yang sudah dia kerjakan sejak lama.
Langganannya cukup banyak, sehingga aku sering iba juga melihat dia harus menyeterika sampai tengah malam. Pekerjaannya tidak pernah putus sejak pagi sampai tengah malam.
Diam-diam aku membeli mesin cuci kapasitas cukup besar dengan kemampuan bisa mencuci sampai kering 100%.
Bu Salsa tidak enak hati ketika kuminta dia memanfaatkan mesin cuci itu untuk membantu meringankan pekerjaannya.
Sejak ada mesin cuci, Bu Salsa sangat tertolong. Waktunya jadi cukup banyak karena selama mesin cuci bekerja, dia bisa melakukan berbagai pekerjaan lain bahkan beristirahat menonton televisi, atau mulai menyetrika. Sebelum gelap semua pekerjaannya sudah selesai.
Setelah bekerja dengan mesin cuci, order cucian Bu Salsa makin banyak. Menurut dia sebulan omzetnya bisa lebih dari 4 juta. Dulu ketika dia tinggal dikontrakkannya pendapatan dia tidak jauh dari angka Rp 500 ribu.
Aku sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiran Bu Salsa dan anaknya Grace yang masih sekolah di kelas 5 SD. Yang sering mengganggu adalah pemandangan ketika Bu Salsa tidur. Kainnya sering tersingkap sehingga hanya terlihat celana dalamnya.
Celdam itupun tidak mampu menutup seluruh yang harus ditutupi, karena ada rambut-rambut yang menjulur keluar. Pemandangan itu sering aku dapati ketika malam-malam aku ke kamar mandi dan melintasi tempat tidur Bu Salsa.
Bu Salsa dan aku sudah seperti keluarga. Tetapi dia selalu memposisikan sebagai pembantu di rumahku. Dia selalu menolak jika aku ajak makan semeja dengan ku.
Penampilan Bu Salsa makin bersih dan kelihatannya dia mulai memperhatikan perawatan tubuhnya.
Akhir-akhir ini Bu Salsa lebih memanjakan diriku. Dia sering memijati pundakku saat aku sedang asyik nonton TV. Lumayan juga rasa pegal di pundak agak terobati. Anaknya si Grace selalu rajin menyemir sepatuku.
Dari mulai memijati pundak lalu berlanjut memijati seluruh tubuh. Kalau urusan memijati seluruh tubuh aku dipijati di kamarku. Aku harus mengakui bahwa pijatannya memang enak.
Tapi juga, harus kuakui bahwa aku terangsang kalau dipijat Bu Salsa. Mungkin dia juga menginginkan, jadi sambil mijat dia menyerempet-nyerempet daerah rawan. Bu Salsa sudah 2 tahun menjanda di usia yang masih hot, mungkin dia juga butuh kehangatan.
Awalnya dia mijat aku pada waktu belum terlalu malam, tetapi hari ini dia berjanji memijatku setelah anaknya tidur. Aku menangkap dia punya maksud dan hasrat. Aku setuju saja sambil mengatakan bahwa aku juga sedang mengikuti cerita film di televisi. Jam 11 setelah anaknya tidur, Bu Salsa menghampiriku dan menanyakan apa sudah mau dipijat sekarang. Aku setuju dan langsung mematikan televisi dan masuk kamar.
Ritual pertama memang pijat seperti biasa, lalu dia mulai menyerempet bagian rawan dan aku mengatakan terus terang bahwa pijatannya membuat aku terangsang. “ Terus gimana Pak,” katanya. Bu Salsa memang memanggilku Pak.
“Ya dipijet aja sekalian biar lemes, kalau kaku terus rasanya sakit, “kataku.
Dalam posisi telentang Bu Salsa meremas-remas batang penisku yang mengeras dari balik celana pendek. “Aduh enak bu, kalau dibuka lebih enak lagi,” kataku. GAIRAHPRIA.COM
Tanpa ragu Bu Salsa memelorotkan celanaku sehingga Kontolku pun langsung tegak. Di remas-remasnya Kontolku dan sesekali dikocoknya. Aku mendesis-desis menahan rasa nikmat sambil menunggu apa lagi yang akan dilakukannya. Dia menundukkan kepalanya dan melahap batang penisku dengan mulutnya.
Kepalanya naik turun menghisap menghisao kontolku. Aku makin kelojotan diterapi begitu. Tanpa kuminta, Bu Salsa melepas semua bajunya dan kembali melahap Kontolku Ahhhh.
Rupanya dia sudah makin terangsang juga sehingga tanpa meminta izin dariku dia langsung menduduki penisku dan memasukkan kedalam liangnya yang terasa hangat. Liang Vagina Bu Salsa terasa sangat mencekam, mungkin vaginanya merapat kembali setelah menjanda lama.
Kedua buah dadanya yang besar melonjak-lonjak seirama dengan guncangan badannya. Dalam posisi start yang tidak seimbang aku tidak mampu mengalahkan permainan, sehingga aku tidak bisa lagi membendung ledakan spermaku.
Bu Salsa meski mungkin kecewa, tetapi dia memahami. Batang penisku dibersihkan dengan tissu, dan terakhir dia bersihkan dengan lidahnya sampai seluruh penisku terasa bersih. Bu Salsa juga buru-buru menyumpal lubang vaginanya agar maniku tidak tumpah kemana-mana. Dia mengenakan dasternya lalu berlalu keluar kamar. BHnya dan celana dalam masih tertinggal dikamarku.
Aku hanya bertutup selimut, dan sudah setengah tidur, ketika Bu Salsa kembali dan aku merasa dia mengulumi penisku yang masih loyo. Pelan tapi pasti penisku mulai berisi lagi. Aku bangkit dan mendorong tubuh Bu Salsa sampai dia telentang.
Aku menciumi kedua toketnya yang tidak muat dalam satu kepalanku. Pentilnya sudah mengeras. Puas menciumi dan menghisap teteknya aku turun menciumi perutnya sambil tanganku mengutak-atik memeknya. Terasa agak berlendir. Menandakan vaginanya sudah siap menerima hunjaman penis.
Clitorisnya teraba mulai mengeras. Aku berpindah langsung menjilati sekitar memeknya. Mulanya Bu Salsa mencegahku, katanya jijik ah memek kok diciumi. Tapi aku terus memaksa sampai lidahku menyentuh clitorisnya. Sejak itu Bu Salsa pasrah dan mendesis-desis nikmat.
Aku terus menyerang clitorisnya sampai akhirnya dia mencapai orgasme sampai kelojotan. Selesai orgasme aku menusukkan kedua jariku memasuki lubang vaginanya dan menstimulasi Gspotnya sampai dia orgasme lagi. Kali ini orgasmenya luar biasa dia sampai menjerit dan mengambil bantal untuk menutupi mulutnya.
Aku lalu buru-buru menancapkan penisku ke dalam lubang memeknya. Lubang vagina yang baru mencapai orgasme rasanya sangat mencekat, sehingga aku merasa nikmat sekali. Wanita jika telah mencapai orgasme, dia akan cepat mendapat orgasme kembali. Itu juga yang dialami Bu Salsa. Dia kelojotan dan memeknya berkedut-kedut ketika penisku terus menghunjaminya.
Di ronde kedua ini daya tahanku cukup baik, karena belum terasa ada desakan orgasme. Aku bermain dengan berbagai posisi, sampai Bu Salsa kembali mencapai orgasmenya. Lelah juga rasanya bermain sehingga aku berganti minta di posisi bawah.
Bu Salsa melayaniku dan dia bergerak dengan buas di atasku sampai dia kembali mencapai orgasmenya. Badannya lemas sehingga kubalikkan posisi dan, menindihnya dan berkonsentrasi untuk mencapai orgasmeku yang kedua.
Kami tidur telentang sambil badan berkeringat. Dinginnya AC ruanganku jadi tidak terasa saat kami habis bertempur. Tidak lama kemudian Bu Salsa menambil handuk dan menyeka seluruh tubuhku. Dia keluar dan kembali membawa handuk basah untuk membersihkan batang penisku. Aku diselimutinya dan dia kembali ke tempat tidurnya bersama anaknya Grace.
Sejak saat itu hampir 2 hari sekali kami selalu bertempur. Bu Salsa mengikuti saranku agar memasang spiral, mencegah dia hamil.
Mungkin karena kami terlalu sering jadi agak teledor. Suatu kali ketika kami berdua sedang bugil dan Bu Salsa sedang menindihku, Grace tiba-tiba masuk ke kamarku. Aku terkejut dan Bu Salsa juga begitu. Tapi kami tidak sempat melakukan apa-apa. Grace langsung berkomentar, “ Ih Ibu lagi ngentot ya ama Bapak,”
Bu Salsa memarahi anaknya agar keluar kamar, tetapi Grace malah naik ke tempat tidur memperhatikan kami melakukan hubungan. Situasi sedang tanggung. Mungkin Bu Salsa hampir mencapai klimaks ketika anaknya masuk.
Bu Salsa meneruskan aksinya, memompaku diatas, sementara Grace memperhatikan kami sambil melihat dari dekat bagian kedua kelamin kami yang sedang beradu. Aku dan Bu Salsa tidak kuasa mencegahnya, kecuali membiarkannya.
Bersambung…
Terus terang konsentrasi kami terganggu karena kehadiran Grace, sehingga permainan jadi lama sekali. Aku berhasil mencapai orgasme, sementara Bu Salsa kelihatannya gagal. Grace memperhatikan penisku yang mulai meloyo dan dibersihkan oleh Bu Salsa.
Bu Salsa hanya membalut dirinya dengan handuk ketika menyeka seluruh badanku yang telanjang. Grace mengikuti semua apa yang dilakukan oleh ibunya.
“Ma kita tidur di kamar bapak aja, disini enak adem,” kata Grace kemudian.
Mamanya merasa gusar atas permintaan anaknya, tetapi aku menengahinya dengan mengatakan, “ tidak apa-apa tidur disini sana, toh tempat tidurnya juga muat,” kataku. Tempat tidurku memang cukup lebar, dengan kasur spring ukuran 180 cm.
Seperti biasa Bu Salsa menyelimutiku, dalam keadaan aku masih bugil. Sementara itu Grace yang mengenakan piyama langsung merebut posisi di sampingku ikut berselimut. Mulanya Bu Salsa meminta anaknya dipinggir, sehingga Aku bersanding dengan Bu Salsa, tetapi Grace bersikeras ingin tidur ditengah.
Jadilah kami tidur bertiga, Aku bugil, Bu Salsa, aku gak tau, karena dia tadi berbalut handuk,sementara Grace mengenakan piyama. Ceritasex.site
Mulanya kami tidur berjajar bertiga dengan damai. Situasi agak kacau ketika Grace menghadap ke arahku dan memelukku bagaikan aku adalah gulingnya.
Dalam posisi seperti ini aku tidak tahu harus berbuat apa. Untuk menolak pelukan Grace rasanya kasian Grace . Tapi kalau dipeluk begini terus aku juga tidak bisa memendam rangsangan yang pelan-pelan merambati diriku.
Ibunya tahu posisi Grace. Dia menghardik Grace agar jangan memelukku. Tapi Grace menolak dengan mengatakan, “Masak mama aja yang boleh meluk Bapak, aku kan sayang Bapak juga,” katanya.
Parahnya Grace tidak hanya diam memelukku tetapi meraba-raba dadaku dan kadang-kadang memainkan pentil di dadaku. Sementara itu pahanya menindih penisku yang setengah mengembang.
Di tindih begitu, bukannya menyurut malah makin mengeras. Merasa ada sesuatu yang mengeras di pahanya, tangan Grace segera meraih batang penisku. Dia menggenggam penisku dan ibu jarinya digosok-gosokkannya di kepala penisku sampai aku merasa ngilu.
Dengan gerakan tiba-tiba kubuka selimut agar ibunya tahu apa yang dilakukan anak gadis kecilnya. Ternyata Bu Salsa juga telanjang dibalik selimut itu. Dia lalu bangkit duduk dan melihat apa yang dilakukan anaknya. “ Hey ngapain lu, kontolnya bapak dipegang-pegang,” kata Bu Salsa.
“Biarin, Grace abisnya gemes,” kata Grace
Anaknya tidak menurut ketika ibunya melarang. Grace bahkan duduk dan kedua tangannya meremas-remas batangku dan juga kedua bola-bola. Aku sempat menjerit ketika dia meremas kuat bola-bolaku. “ Sakit ya pak,” katanya.
Aku mengajaknya tidur. Untunglah akhirnya aku dan lainnya bisa tidur, Paling tidak malam itu tidak terjadi kecelakaan .
Sejak saat itu, kami tidak lagi mengantri di kamar mandi. Kami bertiga sering mandi bersama. Sejak saat itu pula Bu Salsa dan anaknya pindah tidur bersama ku. Dan kami akhirnya harus membiasakan diri berhubungan dengan ditonton oleh Grace. Mulanya sulit juga berkonsentrasi, tapi mau gimana lagi.
Grace selalu bersikeras berada di kamar kalau kami berdua mulai bermesraan. Akhirnya Grace mengetahui semua proses mulai dari A sampai Z. Akhirnya kami terbiasa main ditonton gadis kecil dan kami bisa mengabaikannya.
Aku tidak bisa mengira-ngira apakah Grace terangsang atau tidak ketika menonton pertunjukan kami. Tapi dia tidak pernah absen menonton, kami. Bahkan dia sering mendorong kami agar “main”. Kalau sudah gitu dia serius banget menontonnya.
Aku dan Bu Salsa pernah mendiskusikan masalah ini ketika Grace tidak ada. Bu Salsa kelihatannya tidak tau solusinya . “Lha kalau suatu kali dia kepengin juga gimana,” tanyaku.
“Ya itu terserah Bapak, tapi sih lebih baik diperawani Bapak dari pada orang lain,” kata Bu Salsa.
Pernyataan Bu Salsa itu bagaikan petir di siang bolong yang mengejutkanku. Padahal aku sampai saat ini jujur, belum terpikir sampai kearah sana. Ketika kusarankan agar Bu Salsa mencari kontrakan sendiri dan aku yang akan membayar kontrakannya, dia menolak, dengan alasan kasian aku tidak ada yang ngurus.
Grace adalah anak yang manis. Meskipun sekolah baru kelas 5 tetapi dia sudah mulai tumbuh sebagai gadis kecil yang mulai berkembang. Kedua Payudaranya sudah mulai tumbuh. Dia sudah menggunakan miniset untuk menampung kedua tetek kecilnya.
Badannya termasuk bongsor di usianya yang menjelang 12 tahun. Di sekitar kemaluannya masih gundul belum ditumbuhi bulu. Memeknya menyembul seperti gundukan dengan belahan rapat ditengahnya. Aku sama sekali belum pernah menjamah tetek maupun memeknya, meskipun kami sering mandi bersama dan tidur bersamaku.
Suatu hari Grace bertanya ke ibunya ketika aku sedang mengoral memek ibunya. “ Ma kok mamak kayak nangis gitu sih kalau Bapak jilatin memek mama,” katanya.
“Enak banget tau,,” kata mamanya sambil terengah-engah.
“Enak gimana sih ma,” tanya Grace.
“Udah diem aja lu ah, kalau mau tau ya coba sendiri,” kata Mamanya.
Spontan Grace merengek ke aku agar dia juga dioral.
Setelah Bu Salsa mencapai orgasme dan aku merasa lelah, aku tidur telentang dengan penis mengacung. Bu Salsa langsung mendudukiku dan memasukkan penisku ke memeknya. Sambil begitu dia menyuruh Grace cebok dulu dan membuka celana dalamnya.
Grace diarahkan agar memeknya berada di depan mulutku yang sedang tidur telentang. Grace seusai mencuci bersih memeknya lalu mendudukiku membelakangi mamanya yang sedang sibuk menggenjot penisku. Kupegang badan Grace agar memeknya tepat di depan mulutku.
Pertama tersentuh lidahku dia menggelinjang, katanya rasanya geli. Aku memahami bahwa Grace belum terangsang penuh. Aku minta dia membuka seluruh bajunya. Setelah Grace telanjang . Dia kutarik agar setengah badannya mendindihku. Aku menciumi keningnya pipinya dan terakhir aku mencucup mulutnya.
Grace masih kaku menerima ciuman di mulutnya. Namun lama-lama dia mulai bereaksi dan membalas jilatan lidahku . Kami berciuman lama sekali. Konsentrasiku terpecah, yang bawah menikmati memek mamanya dan mulutku menikmati anaknya.
Setelah puas aku mulai menjalari menciumi lehernya dan berikutnya menjilati putting susunya yang masih kecil. Mulanya badan Grace berjingkat karena geli tetapi lama-lama dia merasakan kenikmatannya. Ini terasa dari nafasnya yang mulai memburu. Aku mencoba meraba memeknya. Terasa ada sedikit lendir di belahan memeknya. Ini mengisyaratkan Grace mulai terangsang.
Grace lalu ku arahkan agar menduduki mulutku. Dia tidak terlalu merasa geli lagi ketika lidahku menjilati sekitar memeknya. Clitorisnya lebih mudah ditemui karena memek anak kecil bentuknya lebih mencuat. Pantatnya mulai bergerak-gerak seirama dengan sentuhan lidahku ke ujung clitorisnya.
Kedua tanganku berusaha menahan gejolak badannya agar lidahku terus bisa menjilati clitorisnya. “ Ma enak banget, aduhhhhhh,” lenguh Grace. Sementara Mamanya sedang berkonsentrasi mencapai orgasmenya tidak mempedulikan anaknya sedang mencapai kenikmatan.
Aku terus menyerang clitoris Grace sampai akhirnya dia mengejang dan cairannya banyak meleleh keluar dari celah memeknya.
Grace menjatuhkan badannya disampingku sambil memeluk tanganku. Tanganku kuraba ke memeknya terasa ada gerakan berkedut di sekitar memeknya.
“Gimana, udah,” tanya mamanya yang berbaring di sisi lain badanku.
Grace tidak menjawab kecuali hanya mengangguk.
Kami bertiga tertidur nyenyak dalam keadaan bugil.
Pengalaman pertama itu membuat Grace ketagihan di oral, sampai akhirnya rasa ingin tahunya mendorong dia untuk mencoba sensasi yang lebih besar lagi. Cerita dewasa ini di upload oleh GAIRAHPRIA.COM
Grace ingin merasakan hubungan badan yang sebenarnya. Aku sudah peringatkan dia bahwa untuk anak seusia dia memeknya belum bisa menerima penis. Kalau dipaksakan akan terasa sakit. Mungkin karena nafsu membuat Grace selalu memaksa ingin mencobanya.
Sudah 3 kali aku mencoba, tapi belum juga berhasil memasukkan Kontolku. Aku berhenti saat Grace merasa kesakitan, meskipun tiap kali mencoba selalu ada kemajuan dalam posisi penetrasi.
Di saksikan ibunya, kali ini Grace meminta aku melakukan lagi penetrasi. Aku membaluri seluruh penisku dengan jeli dan juga di seluruh permukaan memek Grace. Ketika kudorong masuk, kepala penisku berhasil menguak belahan memek Grace.
Bantuan jeli memperlancar penetrasiku sampai akhirnya kepala penisku terbentur selaput daranya. Aku melakukan gerakan keluar masuk sampai lubang memek Grace bisa beradaptasi. Dia tidak lagi merasakan sakit yang luar biasa.
“Gimana, udah,” tanya mamanya yang berbaring di sisi lain badanku.
Grace tidak menjawab kecuali hanya mengangguk.
Kami bertiga tertidur nyenyak dalam keadaan bugil.
Pengalaman pertama itu membuat Grace ketagihan di oral, sampai akhirnya rasa ingin tahunya mendorong dia untuk mencoba sensasi yang lebih besar lagi. Cerita dewasa ini di upload oleh GAIRAHPRIA.COM
Grace ingin merasakan hubungan badan yang sebenarnya. Aku sudah peringatkan dia bahwa untuk anak seusia dia memeknya belum bisa menerima penis. Kalau dipaksakan akan terasa sakit. Mungkin karena nafsu membuat Grace selalu memaksa ingin mencobanya.
Sudah 3 kali aku mencoba, tapi belum juga berhasil memasukkan penisku. Aku berhenti saat Grace merasa kesakitan, meskipun tiap kali mencoba selalu ada kemajuan dalam posisi penetrasi.
Di saksikan ibunya, kali ini Grace meminta aku melakukan lagi penetrasi. Aku membaluri seluruh penisku dengan jeli dan juga di seluruh permukaan memek Grace. Ketika kudorong masuk, kepala penisku berhasil menguak belahan memek Grace.
Bantuan jeli memperlancar penetrasiku sampai akhirnya kepala penisku terbentur selaput daranya. Aku melakukan gerakan keluar masuk sampai lubang memek Grace bisa beradaptasi. Dia tidak lagi merasakan sakit yang luar biasa.
INILAH PENGALAMAN YANG SANGAT LUARBIASA SEKALI, KETIKA KENIKMATAN NGENTOT DENGAN IBU SALSA !!
AKU TIDAK BISA BERKATA APA-APA LAGI SELAIN MENIKMATI TUBUH IBU SALSA, TERNYATA DIA BEGITU BRINGAS!!
DIA TERMASUK KEJAM DI DALAM HUBUNGAN PANAS INI, DIA SERING MENJILATI KONTOLKU SAMPAI BASAH, DIA SUKA
(GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSLOT) (GAIRAHPRIA.COM