
Cerita Sex Kisah anak kandung menghamili ibunya -
Cerita Sex Kisah anak kandung menghamili ibunya –

Cerita Sex Kisah anak Kandung menghamili ibunya – Gairahpria.com Rizal adalah anak tunggal bu RINA. Sejak kelas 1 SMA dia dipindahkan oleh ayahnya ke tempat neneknya bersekolah. Perkenalan antara RINA. dengan suaminya tak terelakkan, setelah menurut suami Rinaa dia berselingkuh.
Perselingkuhan itu memang benar terjadi, tapi hanya laporan orang, karena Wiwiek juga pintar menjaga rahasia. Setelah sekian tahun berpisah dan kemudian suami Rinaa sudah berobat kemana-mana dan kontolnya diangap bisa berfungsi, akhirnya mereka rujuk kembali.
Saat itu pun Rizal ini sudah lulus di bangku SMA dan dia ditarik kembali ke rumah mereka. Pada saat itu suami Wiwiek berada di kota dan sekali seminggu pulang ke kebun teh seluas 21 hektar milik mereka. Rinaa sengaja di tempatkan di sana, agar tidak Berselingkuh. Mereka hanya berhubungan suami isteri sekali dalam seminggu, itu pun kalau suami Wiwiek tidak sedang sibuk.
Rizal ini pun… langsung pigi ke sebuah villa di kebun teh, atas surahan ayahnya, agar dapat istirahat bareng seminggu, menunggu pendaftaran di perguruan tinggi ternama. Rizal tiba di villa kebun teh dan menekan bell. Villa itu sepi sekali. Rizal sudah kedinginan. Bayangkan biasanya di Bandung, lalu pindah ke kebun teh yang sangat dingin di sore hari.
Angin berhembus dari segala penjuru ke villa yang tempatnya di ketinggian. Betapa senangnya Rinaa melihat anaknya muncul di depan pintu. Tinggi. Tiga tahun berpisah, membuatnya sangat rindu dan Rizal juga sangat rindu. Langsung Rinaa memeluk anaknya dan mencium bibirnya. Rizal terkejut sekali.
Setelah pintu dikunci dan mereka ke ruang tengah, Wiwiek langsung memeluk Surya dan menciuminya. Tangannya meraba-raba kontol Surya dari balik celananya.
“Mama…”
“Ya sayang. Aku sangat mencintaimu. Aku tak sanggup berpisah denganmu.”
Rizal ini pun sangat heran sekali disini, kenapa ibunya demikian. Apakah ibunya sudah gila? Melihat tubuh ibunya yang sintal dan semakin cantik dan menggairahkan, Rizal bergetar juga. Dengan cepat ibunya melepas dasternya. Cepat pula dia melepas bra dan menurunkan celana dalamnya. Rinaa yang sudah Kesetanan sudah telanjang bulat.
“Mama…?
“Kalau hanya kita berdua, aku bukan ibumu nak. Aku kekasihmu. Puasin ibu nak. Sudah lama aku menunggumu. Aku tak pernah selingkuh dengan siapapun. Kini aku juga tidak berselingkuh. Tapi aku ingin bersetubuh denganmu, sayangku, cintaku…” ibunya menciuminya dan melepas satu persatu kancing baju Rizal dan melepas semua yang ada. Angin terus berdesir, membawa dingin.
“Kita ke kamar sayang…” diseretnya tubuhRizal ini langsung ke kamar tidurnya dan pintu dikunci rapat.
“Ayo sayang. Puasin mama Nak. Puasin mama sayang…” Ibunya memeluk dan menciumi Rizal yang sudah telanjang dan terbengong seperti terkena stroke. Akhirnya Rizal ini pun memberikan ciuman hangat pada ibunya. Mereka saling berpelukan.
“Oh… sayang, kontolmu sangat besar dan keras sayang. Belum pernah menusuk memek perempuan lain kan?” Ucap Rinaa.
“Belum Ma..”
“Bagus, sekarang puasin ibu nak. Ibu sudah lama tidak terpuasi. Ayo sayang, ayolah…” Ditariknya Rizal anaknya itu menindihnya. Disodorkannya teteknya ke mulut anaknya itu.
“Isap sayang-isap. Ayo Nak, puasin ibu nak, ayo sayang…” Rizal juga sudah mulai bernafsu. Mereka melupakan diri mereka antara ibu dan anak. Mereka sepasang anak manusia yang benar-benar sedang saling membutuhkan.
Rinaa…tak mampu membendung keinginannya. Dia melakukan berbagai gerakan dari bawah dan anaknya memompanya dari atas. Pergumulan yang keras dan hangat itu membuat keduanya berpelukan rapat dalam udara dingin. Di luar angin terdengan menderu-deru.
“Ayo sayang, buntingin Mama nak. Buntingin Mama Nak, biar papamu merasa anak mu adalah anaknya. Ayo sayang…”
“Ya, Mam.. aku akan membuntingimu.”
“Terima kasih sayang… tusuk sedalam-dalamnya memek mama sayang. Enak kan? Nikmat, kan? Ayo sayang…. ayo,” cerocos Rinaaa pada anaknya. Keduanya sudah tak perduli. Malam sekitar pukul 20.00, pak Amat dan Pak Ujang baru datang menjaga rumah mereka. Itu pun jauh digerbang dan satu atau setengah jam sekali, mereka baru ronda mengelilingi rumah. Sebenarnya di kawasan itu tak ada maling. Tapi sebagai sebuah rumah besar dan milik bosa harus dijaga, agar kesannya kelihatan lebih elite.
“Habisi mama sayang,” teriak Rinaa. Rizal pun terus menggenjot tubuh ibunya dengan kerakusannya. Suara bunyi air bercipak di dalam memek Rinaaa terdengar sebagai irama musik yang indah. Bibir mereka saling berpagut, lidah mereka saling berkait. Desir angin yang kuat menyelusup dari kisi-kisi jendela membuat mereka dingin. Mereka menutupi tubuh mereka pakai selimut tebal sampai ke leher. Selimut itu seperti bergelombang.
“Kamu ingin punya anak, kan sayang…” kata Rinaaa sembari terus menggoyang pantatnya dari bawah.
“Ingin, Ma. Aku ingin punya anak.”
“Nanti kamu harus menyayanginya ya. Jaga dia baik-baik dan sekolahkan setingi-tingginya.”
“Ya. Mam.”
“Nah… buntingin mama sayang,.Semprotkan spermamu sebanyak-banyaknya ke dalam memek mama sayang. Kontolmu besar dan enak sekali. Ayo Nak,” Rinaa terus menyerocos seperti orang kesurupan. Rizal anaknya pun terus memompa.
“Ma, apa nanti tidak ketahuan?”
“Tidak sayang. Kita jaga rahasia. Ayo sayang, buntingin Mama sayang. Mama mau punya anak darimu, bukan dari Papamu sibajingan itu. Ayo sayang, tusuk memek mama sepuasmu,” kata Rinaa mendesah-desah. Sesekali dijilatinya leher anaknya, sesekali digigitnya bahu anaknya itu.
“Ma… aku sudah mau keluar Ma…”
“Ya sayang, mama juga sudah mau keluar. Ayolah, kita sama -sama dan keluarkan yang banyak sayang…”
“Ya Mam… ini dia,”Rizal memeluk mamanya sekuat tenaganya dan tubuhnya kejang. Rinaa pun memeluk anaknya dengan kuat dari bawah dan berteriak sekuat tenaganya memenuhi kamarnya.
“Buntingin mama sayaaaaaannnngggg…”
“Ya Ma. Mama harus Bunting…” Bisik Rizal . Mereka berpelukan dengan kuat dan saling mendesahkan nafasnya dengan kuat.
“Terima kasih sayang… terima kasih. Doakan mama bunting dan anakmu akan lahir sembilan bulan kemudian,” ucap dari mamanya Rinaa
Sejak saat itu, jika hanya mereka berdua di Villa, keduanya bukan seperti ibu dan anak, melainkan sebagai sepasang kekasih. Setiap hari mereka berpelukan, berciuman, bermesraan dan saling membelai. Setiap sabtu, suami Rizaal ini pun pulang ke villa tersebut. Mereka pasti melakukan persetubuhan. Ya.. hanya sekali dalam seminggu.
Biasanya Rinaa akan selalu dingin, walau nafas suaminya sudah ngos-ngosan. Sabtu pagi, biasanya suaminya pulang ke kota dan Rizal berangkat senin pagi, karena dia pada senin kuliah siang. Saat itu, mereka lakukan dengan penuh kemesraan dan penuh kenikmatan.
“Sayang… rabalah perut Mama sayang. Bayimu sudah ada didalam. Sudah tiga minggu menurut dokter,” kata Rinaa senang. Rizal senang sekali. Bayinya sudah tumbuh dalam rahim ibunya.
“Bayi ini, hasil kontolmu sayang,” kata Rinaa.
“Ya Ma. Mama harus menjaga anakku dengan baik,” kata Rizal.
“Anak kita sayang. Anak kita berdua. Ingat itu. Dan ini rahasia kita.”
“Ya Ma.”
“Kamu mau punya anak berapa dari mama sayang?”
“Dua Ma. Bila aku sudah tamat kuliah, mereka sudah masuk TK dan play grup. Saat aku belum berusia 39 tahun, mereka sudah sarjana, Ma.”
“Ya sayang. Tapi Mama mau dientoti lagi sayang. Puasin mama sayang. Mama tak pernah puas akan kontolmu yang besar dan panjang dan kuat ini sayang.”
“Ya, Ma. Kontolku akan memuaskan Mama”
Mereka bergumul dan saling memeluk, membelai, menjilat dan memberikan yang terbaik pada lawannya. Keduanya puas dan sangat menikmati hari-hari mereka. Papa Surya juga senang, karena sebentar lagi, dia mengira anaknya akan lahir. Setiap kali dia mengelus perut Rinaa, Rinaa tersenyum dan dari beberapa meter, Surya mencibirkan bibirnya. Rinaa melihat itu.
Dua tahun kemudian, Rinaa bunting lagi. Rizal senang bukan main. Tapi kali ini, ini dia punya rencana. Dia membubuhi beberapa tetes racun ke dalam gelas papanya. Itu disaksikan oleh Rinaa dan Rizal tersenyum. Setiap pulang ke Villa, Papanya ditetesi dua tiga tetes ke gelas minumnya. Terkadang bahkan dua sampai tiga akli.
Saat kandungan Rinaa sudah tujuh bulan, Suami Rinaa terjatuh di kantornya dan harus dibawa ke rumah sakit. Tiga hari di rumah sakit, suaminya mati.
“Ma… suami mu sudah mati,” kata Rizal melalui telepon saat menyetir mobilnya menuju Jakarta.
“Hahahaha… baguslah. Kamu urus kuburannya. Malam ini Mama ke Bandung ,” ucap Rinaaa . Rinaa pun menangis sejadi-jadinya di hadapan jenazah suaminya. Semua orang terharu. Semuanya mengucapkan rasa belasungkawa. Esoknya jenazah suaminya di makamkan. Malam itu juga mereka pulang ke villa, karena dia akan tahlil bersama para karyawan di villa. Semua orang dapat maklum.
Setiap malam seusai tahlil, Rizal dan Rinaa tidur sekamar dan berpelukan dengan mesra.
“Semua orang tau, Mama sudah bunting sayang. Sekarang tak ada lagi yang menghalangi kita. Kita bebas,” Ucap dari ibunya sendiri yang bernama Rinaaa. Rizal tersenyum.
“Kalau bayi ini sudah lahir, rahim mama harus ditutup agar tak bunting lagi,” kata Rizal . “Ok sayang. Mama juga berpikiran seperti itu.”
INILAH PENGALAMAN BARU BAGIKU YANG DIMANA AKU BENAR-BENAR BERSETUBUH DENGAN ANAKKU SENDIRI, TAPI KINI DIA SUDAH DEWASA !!
KAMI PUN SEKARANG LAYAKNYA SUDAH SEPERTI SEPASANG KEKASIH, KAMI SETIAP HARI BERSAMA NGENTOT JUGA BERSAMA UHH !!
|GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSLOT) |GAIRAHPRIA.COM