
Cerita Sex Kisah Guru yang Mencabuli Anak SMP -
Cerita Sex Kisah Guru yang Mencabuli Anak SMP –

Cerita Sex Kisah Guru yang Mencabuli Anak SMP – gairahpria.com Kisah ini adalah kecabulan nyata yang dilakukan seorang guru SMP pada belasan murid perempuannya, Seperti dituturkan Roy pada penulis, telah diedit tanpa mengaburkan keaslian maknanya.
Roy adalah lelaki berusia sekitar 34 tahun yang masih juga ngejomblo dan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru di SMP swasta di kota Palembang.
Kenapa tetap ngejomblo? Ceritanya diusia belasan dulu, Roy ini pun pernah dikecewain seorang perempuan yang bernama Lina, gadis kampung idamannya yang kemudian kawin dengan bandot tua bernama Lito , juragan tanah di kampung itu. Setelah merantau dan menjadi guru di kota P,Roy juga pernah beberapa kali menjalin asmara, misalnya dengan Fiaa, karyawati disebuah hotel di kota P.
Tapi,Roy ini pun jadi kecewa setelah tahu kalau Fia ini tak lebih hanyalah wanita panggilan yang tubuhnya sudah seringkali dijamah lelaki hidung belang. Sedangkan dengan Elina , anak kepala desa di kota P, orangtua Roy dikampung kurang sregg, jadi Roy terpaksa hengkang meninggalkan Elina . Takut kualat sama ortunya.
Di kota P, Roy tinggal dikompleks pengajar di SMP swasta itu. Nah kelakuan bejat Roy mulai terjadi 3 tahun terakhir, dan semakin menjadi-jadi karena selama itu tak pernah ketahuan.
Awalnya, suatu pagi Roy ini sangat bingung sekali harus bagaimana. Semalam sebelumnya, ia bersama beberapa teman bujang disekitar kompleks pengajar habis melototin adegan layak sensor dari VCD miliknya.
Gambaran adegan porno yang ditontonnya membuat libido Roy terus melonjak dan butuh tersalurkan, sementara istri belum punya. Mau belanja ke lokalisasi, Roy takut kepergok kenalan. Profesi sebagai guru yang patut digugu dan ditiru tentu saja melarangnya secara sosial untuk melakukan itu.
“Ayo Cindy , kamu maju kedepan dan kerjakan tugas ini dipapan,” perintah Roy pada muridnya. Pagi itu Roy mengajar matematika untuk kelas satu. Jumlah murid kelas 1A hanya 29 orang saja , yang cowok 9 dan cewek 20. Begitu dapat perintah Roy, Cindy ini pun maju kedepan untuk mengerjakan perintah Pak guru Roy.
“Sudah pak.., sudah selesai,” kata Cindy inisetelah mengerjakan tugas dipapan tulis. Roy bangkit dari duduknya, dan mengamati tugas yang dikerjakan Cindy.
“Wah., kamu ini pasti tidak pernah belajar ya? Kok ini salah semua.. Sini kamu Cindy, bapak beri hukuman,” Roy sedikit melotot meminta muridnya mendekat.
Cindy adalah gadis ABG.. Tok,” pintu rumah terdengar ketukan.
“Eh kamu Cindyy.. Kok cantik sekali kamu..,” Roy menyambut Cindy dengan genit.
“Jadi kan bapak kasih ilmunya?” tanya Cindy dimuka pintu.
“Jadi dong, ayo masuk kamu,” Roy ini pun mencoba untuk menuntun Cindy masuk kerumahnya, setelah itu pintu utama ditutup rapat.
Cindy ini hanya pakai rok sekolah sebatas lutut dipadu kaos ketat warna pink, membuat susu yang baru tumbuh nampak tersembul kedepan.
“Nah sekarang bapak mau kasih rahasia pintar, tetapi kamu janji dulu untuk tidak cerita kepada siapapun. Soalnya, kalau murid yang lain tahu mereka akan cemburu dan minta ilmu itu juga, nanti kamu banyak saingan dan susah jadi juara, mau kan?” kata Roy.
“Iya.. .. Iya Pak saya janji,” jawab Cindy yang masih lugu.
“Oke kalau begitu, sekarang kamu duduk disini ya, biar bapak kasih ilmunya,” Roy menyuruh Cindy duduk di bangku kayu, Cindy ini menurut saja.
Setelah Cindy duduk, Roy mendekat dan berbisik-bisik ketelinga kanan Cindu.
“Kalau mau pintar, telingamu harus dijilati seperti ini,” kata Roy , lidahnya langsung menyapu daun telinga Cindy berkali-kali sambil tangannya memegangi kepala Cindy.
“Aduh.. Geli Pak guru.. Geli sekali,” Cindy ini kegelian berusaha berontak.
“Geli ya?, ya memang begitu, tahan sedikit ya,” Roy berhenti sebentar untuk meyakinkan Cindy, tapi jilatan itu dilanjutkan lagi setelah Cindy mengangguk. Puas menjilati telinga Cindy, jilatan Roy turun keleher Cindy , dan tangannya ikut turun juga mengusap dan sedikit meremasi susu baru tumbuh milik Cindy.
“Engghh geli Pak guru.. Ahhh,” Cindu ini pun menepis tangan Roy, Mardi pun menghentikan aktifitasnya.
“Eh kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak?” kata Roy sedikit melotot dan berlagak marah. Cindy ini pun jadi takut.
“Iya pak, mau,” jawab Cindu tertunduk.
“Baiklah, telingamu sudah bapak bersihkan. Nah sekarang kamu buka bajumu dan mandi gih di kamar mandi itu, tapi jangan pakai sabun, biar bapak yang nyabunin nanti. Mengerti?” Mardi memerintah lagi. Cindy yang anak kampung menurut saja, tak menaruh curiga.
Gebyar.. Gebyur.. Cindy pun disini mulai mandi telanjang bulat . Pintu kamar mandi tak ditutup, dan Roy menikmati tubuh telanjang Cindy dari pintu itu.
“Sudah Pak guru, sekarang sabunnya mana?” tanya Cindy.
Tubuh Cindy yang beranjak remaja membuat nafsu Roy naik. Susu yang baru tumbuh dan memek Cindy yang belum berbulu dipandangi Roy bergantian, lalu Roy mendekati tubuh berkulit putih itu.
“Ehm.. Bapak sabuni badanmu ya,” tanpa menunggu jawaban Cindy, Roy segera mengusapi tubuh Cindy dengan sabun yang dipegangnya.
Tangan Roy mulai nakal dan menjamahi susu yang masih kecil milik Cindy, mengusap-usap dan menekan nekan. Meski kegelian, Cindu nggak berani melawan, takut dimarah Pak guru. Eh tangan Roy lebih berani lagi mengusap di pangkal paha Cindy berkali-kali.
Setelah puas menjamahi tubuh Cindy, Roy menyuruh Cindy menyelesaikan mandi, dan menyuruhnya melilitkan handuk saja setelah selesai. Mardi menunggu diruang tamu.
“Saya sudah selesai mandi pak,” Cindy pun langsung keluar kamar mandi dengan tubuh terbungkus handuk.
“Itu baru pintar. Sekarang ikut bapak,” kata Roy dengan mata berbinar, lalu mengamit tangan Cindy dan menuntutnya masuk kekamar.
“Sekarang bobo’an disitu ya, biar bapak kasih ilmunya,” suruh Roy pada Cindu, lagi-lagi Cindy hanya nurut saja.
Setelah Cindy berbaring di ranjangnya, Roy mendekat dan duduk disamping kanan ranjang itu. Tangan Roy dengan terampil menghempaskan handuk yang dikenakan Linda sehingga tubuh putih Cindy yang baru mekar itu langsung terpampang tanpa halangan dihadapan Roy .
CIndy pun hanya sedikit bingung melihat perlakuan gurunya, tetapi gadis cilik itu tak berani protes. Jakun leher Roy naik turun memandangi susu ranum Cindy ini yang putingnya masih kecil dan tonjolannya pun belum sempurna. Lidah Roy segera menyapu bibirnya sendiri begitu matanya membentur selangkangan Cindy yang ranum belum ditumbuhi bulu.
Tangan Roy menggerayangi tubuh Cindy, sementara Cindy tak berkutik menahan geli. Kemudian Roy naik keranjang dan mulai menciumi tubuh telanjang Cindy.
“Pakhh.. Geli pakhh Ahhhh,” Cindy pun menolak kepala Roy saat lidah Roy menjilati susunya.
“Uh.. Kamu ini gimana sih? Mau pintar apa tidak? Nilai kamu nanti bapak kasih merah semua lho,” Roy mengancam dengan mata melotot.
“Iya deh pak, saya mau pintar.. Tapi geli pak,” Cindy pun pasrah akhirnya.
“Nah gitu donk, geli dikit ya ditahan..,” ketus Roy dan kembali mencumbui gadis bau kencur itu.
Cindy hanya bukan main kegelian, apalagi selama ini belum pernah dijilatin susunya, berpikir untuk itu pun belum karena usianya masih kecil. Tapi untuk melawan ia tak mampu, selain takut sama Roy , ia juga ingin mendapat ilmu pintar dari gurunya itu. Jadi, Cindy ini hanya bisa menggeliat sambil terpekik kecil menahan perlakukan Roy , hal itu membuat Roy tambah bernafsu melumati tiap jengkal tubuh Cindy.
Ciuman dan jilatan Roy terus turun keperut dan selanjutnya turun lagi menuju selangkangan Cindy. Roy berhenti sejenak, disingkapnya paha Cindu agar lebih mengangkang. Mata Roy hampir loncat melihat lubang indah Cindy yang sangat indah. Gadis berusia 13 tahun itu memiliki memek yang sip, bibirnya tipis dan bersih tanpa bulu.
“Nah.. Cindy, sekarang saatnya Pak guru menambah ilmu tadi biar kamu lebih pintar lagi,” kata Roy . Cindy pun tetap pasrah menerima perlakuan gurunya, dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa banyak tanya.
“Ahh pakhh..,” Cindy terpekik tapi tak berani melawan saat lidah Roy menjalari permukaan vaginanya. Pinggulnya hanya bisa bergerak kecil menahan geli yang sangat dijilati Roy .
“Sakit ya Cin???” tanya Roy ditengah jilatannya.
“Engghaak Pakhh.. Cuma gelii..,” jawab Cindy ini .
Jilatan Roy diteruskan, dan lama-lama Cindy pun merasakan perasaan yang selama ini belum pernah dirasanya. Geli itu berubah menjadi rasa nikmat yang sensasional bagi Cindy. Cairan kental mulai merembes dari memek Cindy, lidah Roy menerima cairan itu dan melanjutkannya, cairan itu ditelan Roy.
Sore itu Roy benar-benar mempraktekan fore play yang ditontonnya di VCD porno, kepada Cindy seorang muridnya. Lidahnya makin berani menelusup dibelahan bibir lubang memeknya Cindy ini .
“Ahh.. Pakk Ghuuruu.. Cindy pingin pipisshh pakhh..,” Cindy merasakan seluruh sendi dibokongnya kejang dan terasa enak, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul. Roy tak menyia-nyiakan kesempatan itu, lubang memek indah milik Cindy pun semakin dilumat dan disedot-sedot dengan bibirnya.
“Pussttt Pustttt Aghhhhhhh Pusttt…. Ahh hayoo.. Pipiss aja Cindyy.. Pusttt Aghhh…,” Roy menambah Jilatannya di memek Cindy, sampai tubuh Cindy tersentak-sentak menahan geli-geli sedap.
“Ahh.. Iyaa.. Cindy piipiss Pakhh.. Uhh.. Pipiss.. Tuhh.. Aahh,” Cindy pun kejang beberapa kali. Orgasme pertama yang dirasakannya membuat Cindy ni melambung Kenikmatan yang luarbiasa!!. Roy pun menghentikan aksi jilatnya.
“Sakit ya Cindy?” Tanyanya Memandangi wajah Cindy yang semakin ayu dilihat.
“Eh.. Enggak paakk.. Bapak jangan marah ya, Cindy pipis dimulutnya bapak heheh soalnya gac cindy ga kuat lagi pakk Aghhh.. Habis Cindy nggak tahan geli sekali sih,” Cindy pun takut kalau Roy marah, Cairan Nikmatnya itu disangka air kencing.
“Bapak nggak marah, tapi apa yang kau rasakan tadi?” Roy Memancing Cindy.
“Enggh.. Geli pak,”
“Enak nggak,”
“Iya.. Geli tapi enak pak,” jawab Cindy sambil malu malu Uhhh !! .