Cerita Sex Peju yang tertinggal di dalam memek -

Cerita Sex Peju yang tertinggal di dalam memek – Gairahpria.com Sinar matahari sudah di ubun-ubun kepala. Suasana sebuah kos di satu daerah di bilangan Jakarta Selatan sunyi senyap. Maklum penghuninya yang rata-rata mahasiswi jam segini pada masih di kampus. Tapi, di kamar no. 12 di lantai 3, sesosok tubuh sexy baru menggeliat bangun. “Uuuukkkhh.. kepala gue masih agak cenut-cenut nih” batin Marisaa sambil berusaha untuk duduk di ranjangnya.
Tiba-tiba Marisaa seperti menyadari sesuatu “Eh, kok gue cuma pake atasan? Mana celana gue? Mana tong gue juga?” pikir Marisaa kebingungan. Marisaa memang cuma memakai pakaian halter pink, dengan bawahan polos. Sehingga memeknya yang tak berjembi dan montok terekspos dengan jelas. Perasaan Marisaa juga semakin tidak enak karena halternya juga dalam kondisi terbuka sehingga toked Marisaa yang besar tidak tertutup apa-apa.
Deg-degan Marisaa menjulurkan tangan kanannya ke selangkangannya. Jari tengahnya dimasukkan ke sela-sela bibir memeknya dan masuk ke lubangnya sedikit. Jantung Marisaa berpacu semakin cepat karena terasa ada cairan agak kental di lubang memeknya. Pelan-pelan dikeluarkan jarinya sambil membawa cairan tersebut. Diujung jari Marisaa terlihat cairan agak kental berwarna putih. Dari baunya Marisaa langsung tau “PEJU SIAPA INIIIIII…????” jerit Marisaa histeris.
Marisaa mandi cepat-cepat (tidak lupa menyemprot kencang-kencang mhemeknya untuk membersihkan peju yang tersisa). Berpakaian sekadarnya, dan langsung celingak-celinguk di kosnya. Seperti yang bisa ditebak, tidak ada siapapun selain Marisaa. Tapi hendak masuk ke kamarnya, Marisaa berpapasan dengan Liana dan cowoknya, si Andi. Kelihatannya mereka habis beli makan siang.
Liana seperti biasa langsung melengos melihat Marisaa. Tapi, si Andi memandang Marisaa dan tersenyum malu-malu. Marisaa cuek aja dan masuk lagi ke kamarnya. Marisaa langsung menghempaskan pantat semoknya ke ranjang. Dengan muka tertekuk, Marisaa mencoba mengingat-ngingat setiap kejadian semalam di pestanya si Carinaa di X2.
Malam sebelumnya. Pulang kuliah sore itu, Marisaa langsung mandi dan berdandan. Malam itu perayaan ulang tahun sahabatnya di kampus, Carinaa. Pestanya diadain di X2 (di Plasa Senayan bagi yang ga tau). “Harus dandan habis nih gue, mumpung si Rizal ga ikutan” batin Marisaa. FYI, Rizal itu cowoknya Marisaa. Halter pink
Bebe dengan belahan cukup rendah untuk menunjukkan 1/2 bagian toked putih Marisaa yang menyembul menantang, celana pendek warna hitam, wedges merah hitam, kalung tipis menghiasi leher, dan setelah tambahan beberapa aksesories, Marisaa pun puas mematut dirinya di hadapan cermin. “Sapa tau ada cowo tajir kecantol. Gairahpria.com
Mumpung Rizal masih di Singapore batin Marisaa puas dengan dandanannya. Tiba-tiba HP Marisaa berbunyi. Dari Carinaa. “Halo Ngel. Udah mo sampe”. “Van, sory ya. Kardoba telat. Kelamaan kalo jemput elu. Jadi si Boris yang jemput ya. Paling bentar lagi dia nyampe” jawab Carinaa penuh penyesalan. “Ya udah deh” jawab Marisaa pasrah. “Yah, ada Boris. Ga bisa bebas deh gue.
Pasti ngelapor ke Rizal kalo gue macem-macem” pikir Marisaa agak sebel. Boris tuh sohib kentel Rizal. Benar kata Carinaa, nggak ada 5 menit mobil Soluna Boris sudah di depan kost Marisaa. Tidak menunggu Boris menjemputnya ke dalam, Marisaa langsung ke halaman menghampiri mobil Boris. Si Boris yang baru keluar mobil, langsung terpana melihat Marisaa.
Ya iyalah, cowok normal mana yang tidak akan nelen ludah liat cewek sexy habis dengan toked yang 36C yang menggunung indah terekspos setengahnya. Hot pant Marisaa menunjukkan paha putih mulusnya. Tidak memperdulikan pandangan mesum Boris, Marisaa langsung masuk dan menghenyakkan pantatnya di jok mobil. “Ayo jalan Ris. Kita udah telat neh” perintah Marisaa. Tidak usah disuruh, Boris langsung melesatkan mobilnya menuju X2. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00WIB.
Boris yang berambut kriting Afro kurang konsen dalam menyetir mobil. Matanya bolak-balik melirik toked dan paha Marisaa. “Hoki banget si Rizal punya cewe hot habis kaya gini. Asemm.. jadi konak gue” batin Boris. Marisaa bukannya ga tau kalo si Boris lirik-lirik belahan dadanya. Tapi doi pasang tampang so cool. Story-nya, sebelum Rizal nembak Marisaa, Boris udah ngejer-ngejer duluan. Nah ditolaklah dengan sukses. Tapi story ini penulis belum bisa konfirmasikan kebenarannya hehe. Long story short, sampailah mereka di X2.
Belagak gentlement, Boris langsung bayarin Marisaa sekalian, yang orangnya lagi sibuk tele-tele dengan Carinaa. Carinaa, Kardoba Cowoknya, dan beberapa temen lainnya ternyata udah di dalam. Sudah nge-reserve Sofa segala buat spot mereka di pojokan lantai Trance. Begitu Marisaa melihat Carinaa dan temen-temennya, biasalah langsung ribut cipika cipiki.
Di meja sudah ada kue tart mini dengan lilin angka 19 di atasnya, dan minuman (ga jadi sebut merk. Disangka promosi) beberapa botol juga sudah siap. Ritual ulang tahun seadanya, lalu mereka langsung turun. Carinaa yang cantik dan anggun malam itu menggunakan mini dress warna hitam. Kontras banget dengan kulit putihnya. Carinaa langsung turun ngikutin hentakan musik Trance, berpasangan dengan Marisaa. Berdua mereka joget dengan hotnya.
Beberapa ABG yang seperti biasa langsung sadar ada barang bagus, mulai menghampiri dengan ikut joget di sekeliling Carinaa dan Marisaa. Tapi, sebentar saja sudah nyingkir melihat ada 2 gorilanya datang, si Kardoba dan Boris (terutama si Boris nih. Tinggi, gede, rambut kribo. Siapa yang tau dia taroh apaan aja di dalam rambutnya). Carinaa berpasangan dengan Kardoba, Marisaa dengan agak malas ngaledenin Boris.
Party malam itu heboh dan rame banget. Minuman terus ngalir (emang tajir si Kardoba). Nah, ada nih satu minuman kegemaran Marisaa, yang naiknya pelan. Tapi, begitu mulai naik, si Marisaa jadi agak hyper. Jogetnya makin hot. Dan, libido nih lonte juga ikut naik. Pas jojing bertiga sama Carinaa dan Cantika, Marisaa sudah mulai ngerasa makin horny.
Selangkangannya mulai agak berkedut-kedut. Semakin heboh goyangannya, semakin kuat kedutan di bibir-bibir mhemeknya. Apalagi selama goyang, tubuh Marisaa bergesakan terus dengan tubuh Carinaa & Cantika. Marisaa goyang sambil menggigit bibirnya. Marisaa ga sadar Carinaa berteriak di telinganya “Vann.. gue ngaso dulu yahh… Lo masih mo goyang?”.
Karena Marisaa ga ngerespon, Carinaa dan Cantika langsung balik lagi ke meja. Boris yang dari tadi ceng-gur, liat kesempatan karena Marisaa joget sendirian. Dia nyamperin, dan sambil ngedorong satu anak ABG dengan pakaian full HipHop menyingkir, Boris ngimbangin goyangan Marisaa.
Pertama-tama Boris sudah siap kalo Marisaa bakal nyuekin dan balik ke meja. Boris malah agak kaget karena Marisaa malah mengimbangi dance Boris. Jelas Boris jadi makin semangat, karena Marisaa goyang makin hot, dan tidak jarang tokednya menempel di badan Boris.
Liat sepasang toked lompat-lompat di depan mata, Boris jadi makin horny. Dia jadi makin berani. Pertama-tama, Boris coba taroh tangannya di punggung Marisaa. Karena Marisaa ga nolak, Boris makin berani dengan menarik badan Marisaa lebih menempel ke badannya. Habis itu udah deh, setiap goyangan Marisaa berarti gesekan kuat tokednya dengan badan Boris.
“Hmmmpff… puting gue jadi negang nih. Enak banget kegesek-gesek badan Boris desah Marisaa dalam hati. Oiya lupa bilang. Marisaa jelas tidak pake bra. Jadi setiap gesekan di dadanya, langsung kena putingnya. Boris juga sadar banget kalo puting Marisaa menegang. “Wah ni anak horny toh. Gue garap bisa kali ya” pikir mesum si Boris.
Melihat Carinaa, Kardoba dan anak-anak lain juga mulai turun dance lagi, si Boris memulai siasatnya dan menggiring Marisaa ke sofa. “Van, kita duduk minum dulu yuk”ajak Boris, menggiring Marisaa ke sofa sambil meremas-remas pantat montok Marisaa.
Di sofa, Boris langsung mengangsurkan se sloki penuh ke Marisaa yang ditenggak Marisaa dengan cepat. Wajah Marisaa sudah memerah. Tidak menunggu lagi, Boris langsung menyosor bibir Marisaa dan melumatnya dengan rakus. Marisaa agak gelagepan awalnya, dan mencoba mendorong menjauh Boris. Tapi, tangan kiri Boris langsung menyelusup ke balik halter Marisaa, dan dengan ganas meremas-remas toked sekal Marisaa.
Remasan-remasan memutar di bongkahan tokednya, diselingi dengan pilinan-pilinan puting Marisaa yang besar membuat gairah Marisaa langsung membumbung tinggi. “Haahhh… hhmmppfffh…sshhhh..” desah Marisaa dengan nafas memburu di sela-sela lumatan bibir Boris. Mhemeknya semakin basah dan gatalnya nyaris tidak tertahankan untuk digaruk dan digesek-gesek.
Karena saking bernafsunya, kaki Marisaa bergerak serampangan dan terbentur meja. Sakitnya langsung sedikit menyadarkan Marisaa. “Eh, kok gue cipokan dengan Boris? Minggir lo Rissss..!!” jerit Marisaa sambil berusaha mendorong Boris. Tapi Boris yang horny habis, malah mengeluarkan toked Marisaa dari balik halter kedua-duanya, meremasnya dan berusaha mengisapnya.
Mati-matian Marisaa berusaha mendorong Boris. Rasanya sia-sia saja. Marisaa sudah hampir pasrah, ketika tiba-tiba badan Boris terangkat. “Gila lo ya Boris!” maki Kardoba yang mengangkat tubuh Boris dari tubuh Marisaa. Boris didorong agak kasar menjauh oleh Kardoba. “Napa sih Kardoba? Dia sendiri yang mau kok!” teriak Boris tidak kalah keras. “Woe, gue lihat sendiri Marisaa mati-matian nolak lo.
o jangan maksain nafsu lo ya, ke bokin sohib sendiri” tegas Kardoba garang. Boris seperti kembali sadar dan tau kalo sia-sia saja menjelaskan, karena Kardoba dan lainnya cuma melihat pas bagian akhir (kasian deh lo Boris wkwkwkwk). “Sorry bro. Gue cuma kebawa nafsu. Sory ya Van” ujar Boris ke Marisaa. Setelah itu, Boris langsung ngeloyor pergi.
Marisaa diantar pulang oleh Kardoba dan Carinaa. Kardoba menyetir, Carinaa menemani Marisaa di jok belakang. Carinaa ngerti banget si Marisaa. Sambil memeluk Marisaa, Carinaa berbisik “Lo horny banget ya Van?” Marisaa mengangguk malu-malu. “Udah sempet keluar blom pas tadi lo digarap sama Boris?” selidik Carinaa lebih lanjut. “Belum Ngel. Amit-amit deh. Tapi, gue jadinya nanggung banget” rengek Marisaa pelan.
Marisaa masih merasakan putingnya tegang dan mhemeknya berkedut-kedut minta dijamah. Tiba-tiba Carinaa berkata tegas ke Kardoba yang lagi sibuk nyupir “Kardoba, ga boleh noleh-noleh ke belakang sampai di kost Marisaa. Trus, spion tengah naikin. Jangan sampe keliatan jok belakang”. “Siap bos” jawab Kardoba sambil cengar-cengir dan belagak naikin posisi spion tengah. Padahal sebenarnya malah diturunin biar pemandangan jok belakang makin kelihatan jelas. Kardoba tau jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pelan-pelan jemari lentik Carinaa menyusup ke balik halter Marisaa. Membelai kulit mulus toked Marisaa dan bergerak memutar mengitari gunung mulus itu. Diiringi remasan perlahan, jari Carinaa mulai membelai puting Marisaa yang makin menegang. “Ssshhh….mhhhhhh….hhmmmmm….” desahan erotis Marisaa mulai terdengar. Sambil memejamkan mata, Marisaa membayangkan Rizal sedang bermain-main dengan tokednya.
“Kerasin dikit remesnya..”pinta Marisaa pelan. Carinaa menuruti dengan memperkeras cengkraman tangannya di toked Marisaa. “Buset, perasaaan tambah gede aja toked si Marisaa. Tangan gue ga cukup” batin Carinaa agak iri. Carinaa menyingkap ke samping halter Marisaa, sehingga kedua tokednya muncul utuh, membusung besar.
Kedua tangan Carinaa yang penuh dengan daging kenyal tersebut, meremas-remas dengan kasar (Carinaa tau Marisaa suka tokednya diremas-remas kasar). Kemudian Carinaa mulai menjilati puting Marisaa. “Akkhhh….hhhmmppffff… enak.. terusinnn…” erang Marisaa yang dibanjiri libido tinggi.
Kardoba yang menyetir pelan-pelan, menikmati pemandangan erotis di jok belakang dengan penuh nafsu. Dia senang banget melihat ceweknya, Carinaa, dengan rakus melahap kedua toked Marisaa. Kardoba melihat Carinaa sudah bersiap masuk ke menu utama, karena tangan Carinaa mulai bergerak untuk membuka resliting hot pant Marisaa.
Begitu jari Carinaa menyusup ke balik tong Marisaa, Carinaa langsung sadar betapa horninya Marisaa “Van, mhemek lo udah banjir banget” ujar Carinaa yang mulai nafsu juga. “Please kocokin Ngel” rajuk Marisaa memelas. Tanpa diminta dua kali, dua jari Carinaa langsung menyusup ke sela-sela bibir montok mhemek Marisaa dan mulai mengocok lubangnya.
Bunyi kecipakan becek mulai terdengar heboh di mobil Kardoba. Cuma kalah oleh erangan nafsu Marisaa yang menggila “Oaaahhh… Aaahhhhh.. Aeehhhhhh….Hahh..hahhhh…iya..iya.. gitu terusinn…”. Carinaa menjawab erangan Marisaa dengan meremas dan mengisap-ngisap putingnya, dan semakin cepat mengocok mhemek Marisaa. Tidak sampai 2 menit, badan Marisaa menegang hendak mencapai puncak. “OOAAAAAHHHH……
HHHAAAAHHHHHHH…..” jerit orgasme Marisaa sambil kelonjotan didera gelombang orgasme yang meledak di selangkangannya. Orgasme yang kedua langsung menyusul tanpa jeda. Marisaa sampai terbungkuk mencengkram pundak Carinaa kuat-kuat “SHIIIIIITTTT…..OOOUUUGGHHHH…!!!”. Carinaa merasakan sedikit semburan dalam mhemek Marisaa.
Marisaa tergolek lemas dan puas di jok belakang. Tidak sadar Carinaa memperbaiki pakaian dan celananya. Kardoba tiba-tiba berkata “Honey, lo malam ini tidur di apartemen gue ya”. Carinaa cuma tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya dan mengangguk mengiyakan. Carinaa tau apa yang akan terjadi malam ini.
Seks panas dan kasar sudah menantinya sepanjang malam. 5 menit kemudian Kardoba dan Carinaa sudah memapah Marisaa ke kamar kosnya. Begitu menyentuh bantal, Marisaa langsung jatuh tertidur tanpa sempat mengganti pakaian. Kardoba dan Carinaa langsung melaju menuju apartemen Kardoba, dan lupa mengunci pintu kamar Marisaa.
Kembali lagi ke hari ini. Marisaa masih berpikir keras siapa gerangan yang mengenthot dirinya ketika tidur. Kecurigaan awalnya adalah pada Kardoba. Tapi, Marisaa langsung menepis dugaan itu. Ada Carinaa semalam. Kardoba ga akan berani macem-macem. Apa mungkin Boris? Bisa saja dia mengikuti mereka pulang, dan langsung masuk ke kamar Marisaa ketika Kardoba-Carinaa pulang. Untuk memastikannya, Marisaa langsung menelpon Boris.
Ketika tersambung, di ujung sana suara Boris langsung memelas “Van… Gue betul betuulll minta maaf soal semalem. Sorry banget Van. Gue betul-betul ga bisa nahan liat lo begitu hot semalem. Pliss jangan bilang ke Rizal. Gue khilaf doang. Suer” berondong Boris. Marisaa langsung tau kalo bukan Boris pelakunya. Kalo memang Boris yang ninggalin peju di mhemeknya, Boris pasti sudah mengambil photo atau bahkan video adegan ngenthot tersebut.
Dan menggunakannya untuk memaksa Marisaa putus dari Rizal atau sekedar digunakan untuk sandera agar bisa minta jatah seks sewaktu-waktu. Setelah basa-basi singkat, dan berjanji berulang kali bahwa Marisaa tidak akan melapor ke Rizal, akhirnya Marisaa bisa memutuskan sambungan telpon tersebut. Marisaa jadi tambah bingung. Siapa sih yang ninggalin pejunya di mhemek gue?
Pusing mikir, Marisaa beranjak keluar mau cari makan siang. Melintasi kamar Liana, tetangga kosnya anak Komunikasi, terdengar suara Liana yang cempreng dari jendela yang tidak tertutup sedang memaki-maki cowoknya. Marisaa jadi terkikik karena mendengar sebab amarah Liana adalah konthol cowoknya ga mau berdiri padahal si Liana sudah horny dan siap tempur. Tapi, kalau Marisaa tau tentang kejadian tadi pagi, dia tidak akan tertawa sebahagia itu.
Ini kejadian 3 jam sebelum Marisaa bangun. Kamar sebelah Marisaa sudah heboh, karena Liana mau keramas tapi kehabisan sampo. Dipaksanyalah cowoknya, si Andi, minta sampo ke tetangga kos. Andi reflek langsung menuju kamar Marisaa yang berada tepat di samping kamar Liana. Beberapa kali mengetok kamar Marisaa, tidak ada jawaban.
Andi iseng mencoba membuka pintunya, cuma buat ngecek ada orangnya atau nggak. Eh terbuka. Masuklah Andi, dan langsung disuguhi pemandangan hot Marisaa yang sedang tertidur dengan slebornya. Tokednya yang sebelah kanan menyembul tanpa kain penutup. Sambil menelan ludah berkali-kali, Andi menggoyang kaki Marisaa pelan “Van..van..”.
Tapi, Marisaa anteng aja tidur terus. Andi cepat-cepat menuju kamar mandi Marisaa, mengambil sampo dan lekas-lekas menyerahkannya ke Liana. Begitu Liana menutup pintu kamar mandi, Andi langsung berlari menuju kamar Marisaa.
“Ouuhh rejeki nomplok” sorak Andi kegirangan. Sudah lama Andi nafsu liat Marisaa. Sejak memacari Liana, Marisaa sudah jadi bacol Andi. (Bacol = bahan colai). Tanpa babibu, Andi langsung melepas celana dan celana dalamnya. tongkolnya yang 11cm sudah mengacung tegak. Dengan gemetaran Andi melepaskan hotpant Marisaa. Melihat tong Marisaa yang berwarna hitam, Andi nyaris menangis terharu.
Diremas-remasnya pelang gundukan mhemek Marisaa. Marisaa cuma menggeliat pelan, dan terus tidur. Tong Marisaa langsung dilepas dan dilempar ke lantai. Paha Marisaa dibuka lebar-lebar, sehingga mhemek Marisaa yang bagai bakpao itu terpampang dengan jelasnya. Andi langsung melesakkan kontholnya dalam-dalam. “mmhhh…” terdengar desahan pelan Marisaa. Andi sempat kaget.
Tapi, ternyata Marisaa masih tetap tidur. “Uuuhhh peret banget mhemek Vani… agak basah pula” erang Andi keeanakan. Andi langsung masuk RPM tinggi. Mhemek Marisaa di kocoknya super cepat. Plak..plak..plak.. slep..slep..slepp… bunyi benturan paha Andi ke paha Marisaa terdengear ditingkahi bunyi tongkolnya yang menggesek-gesek dinding mhemek Marisaa.
Melihat toked Marisaa yang berguncang-guncang heboh, Andi langsung meraup dengan kedua tangannya. Tidak pernah seumur-umur Andi meremas-remas toked sebesar itu. Dihisap-hisapnya putting Marisaa yang besar mengacung sambil diremasnya kuat-kuat toked bongsor itu. Tidak sampai tiga menit, Andi sudah mengejan-ngejan orgasme. Menembakkan spermanya di dalam mhemek Marisaa. Ngos-ngosan, Andi tersenyum puas. Cepat-cepat dipakainya kembali celananya, dan berlari riang kembali ke kamar Liana.
Nah, sekarang lo tau kan, kenapa Andi siang itu tidak bisa ngaceng lagi demi Liana? Wong si Andi sudah puas dan loyo lawan Marisaa. Dan misteri peju di mhemek Marisaa milik siapa pun terpecahkan. Oya, sampai sekarang Marisaa tidak tau. Gue tau karena teman Andi tempat dia ngember tentang keberhasilannya ngent*tin Marisaa adalah temen gue juga. Wkwkwkwk… Ga kebayang kalo Marisaa tau Andi pernah ngenthotin dia.
Oke, cerita ini masih berlanjut sedikit. Marilah kita kembali lagi ke saat sekarang (sorry ya alurnya maju mundur. Sesuai hobi gue maju mundurin selangkangan), ke masa Marisaa yang masih bingung siapa yang ngenthotin dia. Sekarang Marisaa sudah kenyang habis makan. Cerita dewasa ini di upload oleh situs gairahpria.com
Tapi, masalah baru muncul. Horny-nya sebenarnya belum terpuaskan. Sejak bangun sebenarnya mhemek Marisaa sudah berkedut-kedut gatal. Cuma gara-gara masalah peju tidak jelas itu yang buat Marisaa teralih sejenak. Berhubung sekarang sudah kenyang dan tenang, nafsu seksnya naik lagi. Terapi finger dari Carinaa semalam cuma menyentuh sedikit kepuasan Marisaa. Bahkan sebenaranya membuat Marisaa lebih horny lagi.
Sambil menekan-nekan selangkangannya, Marisaa berpikir-pikir siapa yang bisa diajak indehoy siang itu. “Aduuuhh.. napa sih Rizal harus jauh pas gue sange gini” runtuk Marisaa kesal. Nama Boris terlintas pertama, tapi langsung dibuang jauh-jauh oleh Marisaa. Selain karena dia sohib Rizal dan tidak menarik, Marisaa tau si Boris cuma panas di awal doang.
Paling banter si Boris cuma bisa bertahan 5 menit di dalam mhemek. Marisaa tau itu dari cewek si Boris, Renny. Dua nama lagi terlintas, langsung dikibas oleh Marisaa. “Uuhh.. gue pengen ngerasain ngenthot kaya sama si Ethan lagi” pikir Marisaa refleks. “Eh, ngapain gue mikirin si setan satu itu. Sorry aja kalo gue sampe ngrendahin diri minta seks sama dia” tukas Marisaa gengsi.
Akhirnya Marisaa menelpon mantannya yang sebenarnya sudah bertunangan, si Roland. Roland partner seks yang tepat untuk saat ini. Pernah jalan sama Marisaa sekitar 6 bulanan, dan sekarang sudah bertunangan dengan orang yang tidak mungkin dibatalkan oleh si Roland karena keluarga mereka sudah sangat dekat. Dan Marisaa tau, Roland butuh harta calon istrinya. Maka ditelponlah si Roland.
|GAIRAHPRIA.COM (MATAUANGSLOT) |GAIRAHPRIA.COM